A. Waktu dan Tempat
Praktek Lapang Oseanografi ini,
dilaksanakan pada hari Jumat-Minggu,
8-10 Desember 2007. Jangka waktu tersebut dipergunakan untuk mengambil data
utama dengan melakukan pengukuran menyangkut parameter-parameter oseanografi.
Lokasi praktek bertempat di Pulau kodingngareng,
Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Analisa dan
pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Geografi. Jurusan Geografi,
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Makassar.
B.
Sumber Data
Data primer yakni:
· .
Pasang surut
· Gelombang
· Arus
· Kedalaman
· Angin
· Suhu
· Kecerahan
· pH
( derajat keasaman )
· Salinitas
· Sedimen
· Kemiringan
Pantai
Data sekunder Yakni :
· Pasang surut adalah gerakan naik turunya
permukaan air laut secara berirama yang disebabkan karena gaya
tarik disebabkan karena gaya
tarik bulan dan matahari.
· Gelombang adalah Gelombang adalah gerakan naik turun sebuah tubuh perairan
yang dinyatakan dengan naik turunnya permukaan air secara be
·
Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa
air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air
laut atau dapat pula disebabkan gerakan gelombang
·
Kedalaman laut mencerminkan roman muka dasar
laut atau bisa disebut morfologi yang pada hakekatnya berkaitan dengan proses
pembentukan dan perkembangan dasar laut dan samudera asang surut rgantian
· Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan
energinya ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan
laut,
· Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan
suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya
menembus ke dalam air.
·
PH merupakan cairan dalam mengukur suatu dejat
atau kadar keasaman
·
Salinitas air laut didefinisikan sebagai
jumlah total material padat yang dinyatakan dalam gram yang terdapat dalam satu
kilogram air laut
· Sedimen adalah proses
pembongkahan batu-batuan dan potongan-potongan kulit ( shell) serta sisa rangka
dari organisme laut
· Kemiringan suatu pantai ialah suatu pengkajian
tentang bentuk sutu pantai, evolusinya, prose- proses yang bekerja padanya, dan
perubahan
·
Benthos adalah hewan yang ada dalam
lautan/ dasar perairan
· Data
angina
· Data
pasang surut dipantai barat,utara,selatan dan utara pulau ballang lompo
· Data kedalaman dan kecerahan pantai.
C. Variabel Praktek
· Pasang
surut
· Gelombang
· Arus
· Kedalaman Perairan
· Angin
· Suhu
· Kecerahan
· pH ( Derajat Keasaman )
· Salinitas
· Sedimen
· Kemiringan
Pantai
D. Instrumen Praktek
Alat dan bahan yang
digunakan pada praktek lapang ini antara lain :
Tabel 2. Alat yang
digunakan pada praktek lapang
No.
|
Nama Alat/ Bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1.
|
Perahu
|
1 buah
|
Memfasilitasi pengambilan data
|
2.
|
Peta dasar lokasi
|
1 lembar
|
Mencari titik koreksi posisi
sebenarnya
|
3.
|
Peta Rupa bumi dan lingkungan pantai
Indonesia lokasi praktek skala 1: 50.000
|
1 buah
|
Sebagai
data acuan ( Peta dasar )
|
4.
|
Global Positioning System (GPS )
|
1 buah
|
Alat Penentu Posisi
|
5.
|
Tali 50 meter
|
1 buah
|
Mengikat layang-layang arus dan
seichi disk
|
6.
|
Seichi disk
|
1 buah
|
Mengukur kecerahan
|
7.
|
Layang-layang arus
|
1 buah
|
Mengukur arah dan kecepatan arus
|
8.
|
Tiang skala
|
2 buah
|
Mengukur ombak dan tinggi pasut
|
9.
|
Stopwatch
|
1 buah
|
Mengukur waktu yang dibutuhkan
|
10.
|
Kompas
|
2 buah
|
Menentukan arah arus dan ombak
|
11.
|
Senter
|
1buah
|
Sebagai alat penerang waktu
pengamatan
|
12.
|
Roll
Meter
|
1 rooll
|
Mengukur jarak
|
13.
|
Kamera
|
1 buah
|
Peliputan obyek
|
14.
|
Kertas Grafik
|
1 paket
|
Menggambar Grafik Pasut
|
15.
|
Kantong sampel sedimen
|
1 Paket
|
Tempat penyimpanansampel sedimen
dan untuk memberi kode dari sampel tersebut
|
16.
|
Alat tulis menulis
|
1 Paket
|
Mencatat hasil-hasil pengamatan
|
17.
|
Salinometer
|
1 buah
|
Mengukur salinitas
|
Tabel 3. Alat dan
Bahan Analisis sampel Sedimen di Laboratorium
No.
|
Nama Alat/ Bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1.
|
Aquades
|
Secukupnya
|
Merendam sampel dalam tabung
selinder dan mencuci alat-alat yang digunakan
|
2.
|
Timbangan
|
1 buah
|
Menimbang berat sampel sediment
|
3.
|
Sieve net (ayakan sediment )
|
1 paket
|
Mengayak
sediment untuk butiran sediment
|
4.
|
Cawang Petri ( diameter 14 cm )
|
1 buah
|
Sebagai wadah sediment saat akan
ditimbang
|
5
|
Kertas pembungkus warna coklat
|
secukupnya
|
Sebagai wadah sediment sewaktu di
ayak
|
8.
|
Sikat bulu
|
1 buah
|
Penyikat sediment saat diayak
|
9.
|
Sendok
|
1 buah
|
Mengambil
sedimen pada analisis laboratorium
|
10.
|
Kertas grafik semilok
|
I paket
|
Menggambar
grafik nilai kwartil ( q1,q2,dan q3 )
|
E. Tehnik Pengumpulan Data
v
Pasang Surut :
1. Menentukan lokasi yang representative untuk
pemasangan rambu pasut dan mencatat posisinya.
2. Memasang rambu pasut pada daerah yang
diperkirakan tetap tergenang air apabila air surut, jika lokasi tersebut kering
pada saat surut maka perlu memasang rambu pasut yang pada daerah yang tergenang
air ( perlu diingat untuk mengukur beda tinggi antara pasut pertama dan rambu
pasut kedua).
3. Mencatat tinggi muka air dengan interval 1
jam selama 39 jam, yang dimulai pada pukul 14.00 Wita (waktu setempat).
v Gelombang
- Menentukan stasiun pengambilan
data gelombang dengan mengacu pada keterwakilan lokasi praktek dan
mencatat posisi tiap lokasi.
- Menentukan pengukuran
gelombang pada tiap lokasi yang telah ditentukan ( gelombang sebelum pecah
) meliputi: tinggi gelombang, waktu pengukuran, lama pengukuran, arah
dating dan arah garis pantai.
- Untuk pengukuran tinggi
gelombang dilakukan dengan cara mengukur tinggi muka air saat puncak dan
saat lembah dengan menggunakan tiang gelombang ( tiang skala ). Selisih
puncak dengan lembah merupakan tinggi gelimbang. Jumlah pengukuran dan
lembah disesuaikan dengan lama waktu pengamatan yang telah ditentukan.
- Pengukuran gelombang dilakukan
pada waktu sore, pagi dan siang.
v Arus
Arus Pasang Surut
1. Mencatat
posisi dan melakukan pengukuran arah dan kecepatan arus pada beberapa stasiun
di daerah laut dangkal maupun laut dalam.
2. Untuk
penentuan kecepatan arus dengan menggunakan layang-layang arus, yakni dengan
menetapkan jarak tempuh laying-layang arus (5 meter) kemudian mengukur waktu
tempuh layang-layang arus tersebut. Arah arus ditentukan dengan mengunakan
kompas.
3. Untuk
mengontrol perubahan arah dan kecepatan arus diperlukan stasiun permanen dekat
pantai (sebaiknya di stasiun pasut), pengukuran dilakukan setiap interval 1 jam
selama 25 jam, yang dimulai pada pukul 15.00 waktu setempat.
v Kedalaman Perairan
- Pengambilan data
kedalaman dilakukan dengan menggunakan perahu dengan metode zig-zag. Catat
senntiasa posisi dan waktu pengambilan data.
- Pengukuran kedalamannya
menggunakan alat peremunan ( fishfinder ). Dengan menurungkan sensor alat
tersebut ke perairan, maka pada layer tampilan fishfinder akan nampak
nilai kedalaman. Nilai tersebut kemudian dikurangkan dengan nilai
kedalaman sensor.
- Hasil pengukuran kedalaman akan dikoreksi dengan MSL ( Mean sea Level ) pasang surut.
v Angin
- Pengukuran angina
menggunakan alat hand Anemometer, dilakukan di beberapa dilakukan
dibeberapa stasiun. Catat posisi dan waktu pengukuran
- Pembacaan kecepatan
angina pada suatu stasiun dilakukan pada layer tampilan yang tertera pada
alat tersebut.
- Untuk arah angina
digunakan laying- laying angina hasil modifikasi.
v Kecerahan
1. Mengukur
kecerahan dengan menggunakan alat seichi disk, dilakukan di beberapa stasiun.
2. Menenggelamkan
seichi disk hingga tepat pada saat seichi disk sudah tidak terlihat oleh mata.
3. Mengukur kedalaman seichi disk dan mencatat
posisi stasiun.
v Suhu
1. Mengukur
suhu secara vertikal maupun horizontal. Secara horizontal, dilakukan pada
beberapa stasiun di daerah laut dangkal hingga ke laut dalam. Secara vertikal,
dilakukan pada stasiun yang berada di laut dalam dengan kedalaman 0 m, 5 m, 10
m, 15m, 20 m, dan seterusnya hingga kedalaman maksimal.
2. Mencatat
posisi dan mengambil sampel air laut dengan menggunakan alat pengambil sampel
air, kemudian mencelupkan termometer ke dalam sampel yang dituangkan ke ember
hingga beberapa saat, lalu membaca skala yang ditunjuk oleh termome
v Salinitas
1. Mengukur salinitas secara vertical maupun
horizontal. Secara horizontal, dilakukan pada beberapa stasiun di daerah laut
dangkal hingga ke laut dalam. Secara vertikal, dilakukan pada stasiun yang
berada di laut dalam dengan kedalaman 0 m, 5 m, 10 m, 20 m, dan seterusnya
hingga kedalaman maksimal.
2. Mencatat posisi dan mengambil sampel air
laut dengan menggunakan alat pengambil sampel air, kemudian memasang salinometer
ke dalam sampel yang dituangkan ke ember, membiarkan hingga beberapa saat, lalu
membaca skala yang ditunjuk oleh salinometer.
v pH (
Derajat keasaman )
- Pengukuran derajat
keasaman menggunakan alat kertas lakmus yang dilakukan di beberapa
stasiun. Catatposisi dan waktu pengukuran.
- celupkan
ph meter tersebut ke permukaan air, secara otomatis sensor pada alat
tersebut akan merekam dan menampilkan pada layer tampilan nilai ph nya.
Jika menggunakan kertas lakmus, celupkan kertas lakmus tersebut kepermukaan
air dan lakukan pembacaan tingkat pH yang diperoleh pada kertas lakmus
tersebut.
v Sedimen
- Pengambilan sampel sediment dasar perairan juga
dilakukan dengan menggunakan bottom grab Sampler yang dilakukan pada
setiap stasiun. Catat posisi tiap stasiun dan waktu pengamatan
- sampel sediment yang terambil pada Bottom grab
sampler dimasukkan kedalam kantong sampel sediment dan diberi label.
- Dilakukan analisa laboratorium guna mengetahui
jenis, ukuran, butiran/ diameter sediment dasar laut.
Analisa
sampel dilaboratorium
Sampel sediment diaanalisa
dilaboratorium dengan metode ASTM( American Society for testing and materials )
yakni ayakan kering dengan menggunakan sive net (ayakan sediment ) adapun
prosedurnya:
1. mengumpulkan
sampel sediment yang diperoleh dilapangan sesuai dengan lokasi masing-masing
sampel, kemudian mencucinya dengan air tawar setelah itu dimasukkan kedalam
beaker glass.
2. Memasukkan
sampel yang telah dicuci kedalam oven pengering sampel pada suhu sekitar 120° C
selama kurang lebih 12 jam atau dijemur hingga kering dibawah sinar matahari
hingga sampel benar- benar kering.
3. setelah
kering sampel tiap-tiap stasiun diambil sebanyak 10-0 gram dan diukur dengan
timbangan digital sebagai berat awal.
4. mengayak
sampel yang telah ditimbang dengan mengunakan sive net bersusun secara
berurutan 2mm, 1mm, 0,5mm ,0,25mm, 0,125mm, 0,063mm, dan < 0,063 mm,
kemudian digerakkan secara konstan selama kurang lebih 15 menit.
5. Memisahkan
sampel dari ayakan butiran pada ayakan sive netdisikat dengan sikat bulu secara
perlahan kemudian masing-masing kategori ukuran (2mm,1mm, 0,5mm,
0,25mm,0,125mm, 0,63mm,dan <0,063mm ) ditimbang
6. Selanjutnya
memisahkan sampel hasil timbangan pada wadah masing-masing berdasarkan ukuran,
lalu wadah tersebut diberi label sesuai dengan ukuran partikel sediment.
7. Prosedur
tersebut dilakukan masing-masing stasiun pengamatan.
v Pemetaan dan Kemiringan pantai
1. Untuk kemiringan pantai dilakukan dengan
menggunakan alat Global Possition system(GPS ), roll meter dan tiang skala
2. Pengukuran kemirinngan pantai dilakukan
keliling pulau tersebut, tetapi jika lokasinya di[esisir pantai maka dilkukan
di sepanjang pesisir pantai tersebut yang merupakan lokasi dari praktek
3. Untuk kemiringan pantai dari tiap stasiun yang
telah ditentukan dilakukan pengukuran jarak kedalaman dari garis pantai ( x )
dengan menggunakan rool meter dan kedalaman pada jarak tersebut ( Y 0 dengan
tiang skala.
F. Pengolahan dan Analisis
Data
1. .
Pasang Surut
·
Data pasang yang telah diproses selama
periode 39 jam pengamatan, nilainya pada tiap-tiap jam dikalikan dengan factor
pengali untuk mendapatkan nilai muka air pada tiap jamnya.
·
Untuk mendapatkan nilai Mean Sea level (MSl ) atau muka air rata-rata digunakan rumus persamaan empiris
sebagai berikut:
; MSL = Tinggi Muka Air Rata-rata (cm)
- Nilai muka air pada tiap jam yang telah diperoleh
kemudian diplot pada kertas grafik.
- Berdasarkan hasil grafik yang diperoleh,
ditentukan tipe pasang surut yang terbentuk.
2.
Gelombang
- Tinggi Gelombang; : H = [puncak – lembah]
- Tinggi Gelombang signifikan (H1/3); :
- Tinggi rata-rata (H); :
- Periode Gelombang (T); :
T =
t/N
- Periode Gelombang signifikan (H1/3); : T1/3
= 1,1 x T
- Panjang
Gelombang :
L = 1,56 T2
- Prediksi
Gelombang (Metode Wilson):
= 0,3 [1-{1+0,004()1/2 }-2]
= 1,37 [1-{1+0,008()1/3 }-5]
·
Tinggi
Ombak Pecah (Hb) ; : Hb = H1/3
[]
Dimana :
F =
Fetch Length (m)
U =
Kecepatan Angin (m/s)
g = Percepatan gravitasi Bumi (9,8 m/s)
T = Periode Ombak (detik)
t = Waktu
pengamatan
N = Banyaknya
ombak
Hi = Tinggi
ombsk (m)
L = Panjang
ombak (m)
H1/3 = Tinggi
ombak signifikan
T1/3 = Periode ombak signifikan
3.
Arus
Kecepatan
arus terukur (V) : ;
Keterangan
:
S
= panjang lintasan layang-layang arus (m)
T = waktu tempuh layang-layang arus (detik)
4. Kedalaman Perairan
∆d =dt –
( ht-MSL)
Dimana :
∆d =
Kedalaman suatu titik pada dasar perairan
dt =
Kedalaman suatu titik pada dasar laut pada pukul t
Ht =
ketinggian permukaan air pasut pada pukul t
MSl =
Mean sea level (MSL )
5. Kemiringan Pantai
Tg B = y / x
Dimana,
Tg B = Kemiringan pantai
Y = Kedalaman Perairan
X
= jarak kedalaman dari garis pantai (
m)
Presentase kemiringan pantai, diperoleh dengan formula:
Kemiringan
( % ) = Arc Tg B / 45 ×100 %
6. Kecerahan
Panjang tali
terukur (m)
% Kecerahan = X 100 %
Nilai
kedalaman (m )
7. Butiran sedimen
Menghitung % berat sedimen pada metode
ayakan :
Berat hasil ayakan (gr )
% berat = X 100 %
Berat Awal (gr)
Menghitung
%
berat sedimen pada metode pipet :
Berat hasil pemipetan (gr )
%
berat = X 100%
Berat Awal (gr )
Menghitung % berat kumulatif:
%
kumulatif = % b\Berat
1 + % Berat 2
Menentukan Nilai sortasi(So) So = Q1 /
Q3
Dimana, So = Nilai sortasi
Q1 =Kwartir pertama
Q2
= Kwartir ketig
Tidak ada komentar:
Posting Komentar