A.
GAMBARAN UMUM Kota Malino
Malino
merupakan kota puncak yang berada kecamatan tinggi Moncong Kabupaten Gowa dan
merupakan pusat pemerintahan dari kecamatan tinggi Moncong. Kecamatan ini
merupakan salah satu kecamatan dari 16 kecamatan yang ada di kabupaten Gowa
dengan batas-batas administratif yaitu:
Utara : Kabupaten Maros
Timur : Kecamatan Tompo bulu dan Kabupaten
Bulukumba
Selatan : Kecamatan Bonto Lembangan dan Bungaya
Barat : Kecamatan Parang Loe dan Manuju
Secara
geografis Kabupaten tinggi moncong berada pada lintang 5º11’00’’ LS sampai
5º20’25” LS dan 119º44’57” BT sampai 119º57’04” BT. Daerah ini memiliki
ketinggian 50 meter sampai 2600 meter dpl.
Penggunaan
Lahan di Kabupaten ini kebanyakan terdiri dari Hutan, tegalan, belukar, dan
sebagian kecilnya adalah persawahan dan perkebunan, ada dua sungai besar yang
mengalir di kabupaten ini yaitu sungai Malino dan sungai Jeneberang hulu yang
kemudian menyatu dalam satu alur dalam sungai Jeneberang.
Kecamatan
Tinggi Moncong merupakan daerah objek wisata yang cukup diminati oleh wisatawan
karena memiliki keindahan alam yang menarik misalnya saja hutan pinus, air
terjung Takapala serta perkebunan teh, selain itu perkebunan sayur-sayuran dan
pertambangan pasir merupakan obset pendapatan bagi daerah ini.
1.
Tahap Interpretasi
Pada tahap
ini, interpretasi dilakukan pada citra foto udara kota malino yaitu nomor 091, 092 dan 093 tahun 1993. ketiga citra foto
udara tersebut ditampalkan atau disambung terlebih dahulu apabila ada
kenampakan yang sama diantara ketiganya, kemudian dilakukan interpretasi dengan
mendeliniasi atau memozaik pada plastik
transparan yang di telah disimpan as di atas dari citra foto udara kota malino tersebut.
Hasil interpretasi ini di beri kode dan simbol serta warna yang berbeda untuk
membedakan setiap kenampakan objek kemudian disimpulkan dari menganalisis
beberapa unsur-unsur yang terkait dari interpretasi citra misalnya: Rona,
warna, tekstur, ukuran, bentuk, pola, asosiasi, bayangan dan tinggi. Selain itu
kesimpulan ini bisa juga di ambil dari hasil studi literatur seperti pembacaan
peta RBI bakosultanal lembar malino dan malakaji serta peta penggunaan lahan
kota malino .
Adapun Hasil
interpretasi sementara citra foto udara kota Malino dan daerah sekitarnya yaitu
sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Interpretasi sementara Kota Malino dan
daerah sekitarnya
Hasil interpretasi Citra foto udara Malino,
30 April 2008
Sambungan tabel 2. Hasil Interpretasi sementara Kota
Malino dan daerah sekitarnya
2.
Uji Medan (ground ceck)
Pada tahap ini
yang dilakukan adalah menentukan lokasi dilapangan yang mudah dikenali pada
citra foto udara misalnya penggunaan
lahan, jalur jalan, sungai, lapangan dan sebagainya. Adapun lokasi lokasi
tempat survei dan uji medan yaitu PT. Pabrik jamur Malino, Hutan Pinus,
Lapangan Prayuda dan Pasar Sentral Malino dan dijelaskan pada pakok bahasan
analisis praktek lapang.
Mencatat keadaan yang nyata tampak dilapangan sesuai dengan lokasi yang
telah ditentukan misalnya jenis penggunaan lahannya, koordinat lokasi,
ketinggian, batasan-batasan lokasi, serta foto-foto lokasi tersebut.
Melakukan perbandingan pada kondisi lapangan dengan peta penggunaan lahan
sementara untuk mengunji kebenaran hasil interpretasi serta untuk mengetahui
kenampakan objek yang sebenarnya pada citra.
3.
Interpretasi Ulang
Melakukan interpretasi ulang dari peta
penggunaan lahan sementara dari kota Malino dan sekitranya sesuai dengan hasil
pengujian medan mengenai kenampakan objek sebenarnya di lapangan.
4. Penyelesaian
Tahap ini merupakan tahapan terakhir, pada tahap ini berupa
penyajian hasil ulasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan (laporan) dan peta penggunaan lahan kota Malino dan sekitarnya seperti pada
pokok bahasan peta Hasil.
ANALISA
Adapun yang
menjadi lokasi untuk pengujian medan
adalah daerah yang tampak dan muda dikenali pada citra foto udara kota
malino, demi memastikan kebenaran dari hasil interperetasi dan memperjelas kenampakan
penggunaan lahan sebenarnya pada citra foto udara kota malino:
Lokasi yang
menjadi pengujian medan (ground ceck)
untuk memastikan kebenaran hasil interpretasi yaitu:
1. PT
Usaha Jamur Malino
Lokasi pertama yang tempat survei adalah Pabrik PT. Usaha Jamur Malino yang terletak di Pangngajian desa Parigi yang jaraknya dari kota Makassar kira – kira 65 km,
dan jaraknya 7 km dari kota Malino. Berdasarkan letak astronomisnya lokasi ini berada pada lintang 5©º16’2,4’’ LS dan bujur 119º49’47,2’’
BT
dengan ketinggian 820 meter dpl. dimana pada hasil interpretasi sebelumnya sudah sesuai
dengan yang ada di lapangan walaupun sebelumnya belum dipastikan pada
kesimpulan bahwa lokasi ini adalah pabrik jamur.
Selain itu dari interpretasi langsung di lapangan tampak adanya perubahan
bentuk penggunaan lahan disekitar lokasi ini misalnya:
a)
Pada citra
foto udara tampak lahan kosong di bagian utara dan timur pabrik, tetapi setelah dilakukan interpretasi langsung di
lapangan tampak bahwa lahan kosong tersebut telah diolah oleh pihak perusahaan menjadi area persawahan atau pengembangan jamur.
b)
Pabrik
jamur mempunyai pola yang teratur dengan
bentuk segi empat, pada citra foto tampak atap pabrik ada dua namun setelah
disurvei atap pabrik tersebut telah disatukan.pabrik.
Selain perubahan ini adapun penggunaan lahan di sekitar lokasi ini adalah
yaitu:
a)
Dibagian
utara setelah lahan pengembangan jamur merupakan belukar bercampur pohon pinus
berpohon jarang yang dari interpretasi sebelumnya merupahan hutan heterogen
bervegetasi jarang.
b)
Sebelah
selatan setelah jalan merupakan hutan bervegetasi rapat dan merupakan daerah
yang berlereng curam dan dibagian lembah merupakan sungai jeneberang dengan
endapan pasir yang terdapat pada bantaran sungainya.
c)
Sebelah
timur-timur laut dari lokasimerupakan hutan pinus bervegetasi rapat.
d)
Sebelah
barat merupakan belukar bercampur pohon pinus berpohon jarang
2. Hutan
Pinus
Hutan pinus
yang menjadi tempat survei kedua yaitu berada pada lintang 5º15’0,0’’ LS dan bujur 119º50’45,5’’ BT ketinggian 976 meter dpl. dari hasil interpreasi lokasi
ini diidentifikasi sebagai hutan homogen bervegetasi rapat dengan bentuk Bagian tajuk meruncing dan berbentuk titik-titik, warna
hitam sampai keabu-abuan, pola yang tidak teratur, tekstur yang kasar dan
asosiasi belukar.
Adapun
penggunaan lahan disekitar lokasi ini yaitu pada bagian utara dari kejauhan
terlihat persawahan terrasering yang dari hasil interpretasi memilliki rona
abu-abu, pola teratur, bentuk melengkung setengah lingkaran, tekstur agak
kasar, situs daerah miring dan asosiasi pematan sawah.
3. Lapangan
Prayuda
Pada lokasi ketiga yang kami survey adalah lapangan prayuda yang berada di kota Malino. Lokasi ini terletak pada lintang 5º15’ 2’’ LS dan bujur 119º51’4,0’’BT dengan ketinggian 950 meter dpl.. Hasil interpretasi sebelumnya dengan melihat unsur interpretasi sudah sesuai dengan yang ada di lapangan dimana
ronanya adalah putih kelabuh, bentuk persgi empat panjang, tidak mempunyai bayangan, teksturnya halus, polanya
teratur, situsnya jalan, dan asosiasinya berupa pemukiman.
Lapangan prayuda ini
terletak di tengah kota Malino dan seperti yang telah diidentifikasi pada citra foto udara sebelumnya bahwa lapangan prayuda ini terletak di
tengah-tengah dengan asosiasi permukiman disekitarnya.
4. Pasar
Sentral Malino
Lokasi yang
keempat merupakan pasar sentral Malino yang berada pada lintang 5º14’39,2’’ LS dan bujur 119º51’52,3’’ BT dengan ketinggian 1140 meter dpl. lokasi ini terlihat
dari citra foto udara dengan bentuk bersegi segi empat, teratur, berona putih
terang dan berasosiasi dengan jalan, dari kesimpulan sebelumnya lokasi ini
diinterpretasi sebagai permukiman tetapi setelah dilakukakn cek lapangan lokasi
ini merupakan pasar sentral.
Adapun
penggunaan lahan dari hasil interpretasi disekitar lokasi yaitu
a)
Pada
bagian depan pasar tepatnya sepanjang jalan merupakan permukiman
b)
Bagian
belakang dari pasar merupakan hutan pinus bervegetasi rapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar