METODE PRAKTEK LAPANG GEOLOGI
JURUSAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
A. Observasi
Lapangan
Observasi
lapangan ini dimulai semua dengan jadwal yang telah disusun pada hari sabtu
dengan menggunakan metode sebagai berikut :
Ø
Road
Travers (Menyusuri jalan raya)
Cara ini dilaksanakan
debgan mengikuti jalan raya sepanjang
wilayah yang termasuk lembah mallawa. Dalam hal ini, jalan raya yang dimaksud
adalah semua jalan yang dapat dilalui oleh manusia dan telah membentuk alur
jalan seperti jalan besar dan jalan setapak .
Ø
Rivers Travels (Menyusuri sungai)
Alasan dilaksanakannya
metode ini karena adanya sinkapan yang nampak disepanjang lintasan sungai.
Ø
Kompas Travels (arah yang ditentukan kompas)
Metode yang menggunakan
kompas. Dalam hal ini diperlukan ketelitian, pelaksanaan metode kompas
seharusnya kita tentukan arah yang kita tuju dimana terdapat sikapan batuan
atau fenomena yang lain menjadi tujuan.
B. Shooting
dan Flooting.
Terlebih
dahulu menentukan titik pasti, kemudian menentukan titik azimut. Setelah itu
menentukan titik pasti yang di bidik. Strike dan deep.
Mengukur
Strike.
Strike
adalah arah jurus perlapisan pada lapisan batuan untuk mengukur arah strike ini
terlebih dahulu mencari perlapisan yang strategis untuk diadakan pengukuran
selanjutnya letakkan bordfiel pada lokasi yang akan diukur. langkah-langkah
pengukuran strike sebagai berikut :
Ø
Arah
kompas geologi hingga cermin berposisi sedemikian rupa sehingga dapat melihat
pemandangan searah dengan arah rata-rata strike secara kasar.
Ø
Letakkanlah
boardfiel pada tempat yang telah dipilih
untuk dijadikan tempat pengukuran.
Ø
Peganglah
kompas dengan tangan kanan dan cermin berada pada posisi menghadap ke depan.
Ø
Letakkanlah
kompas pada boardfiel dengan posisi nivo tabung dan nivo kontak tepat pada
kedudukan di tengah.
Ø
Hentikan
goyangan jarum kompas yang masih bergerak dengan menekan tombol kecil di
pinggir lingkaran kompas. Dan hasil bacaan pada jarum komas yang berkepala
kuning itulah arah strike.
Mengukur
deep
Deep
adalah sudut kemiringan batuan lapisan batua. Cara menentukan dengan
menggunakan kompas geologi sebagai berikut :
Ø
Menentukan
arah deep, yang selalu kontang dengan
arah strike dengan ditambah 90 derajat.
Ø
Meringankanlah
kompas dengan menggerakkan kearah vertical sebesar 90 derajat, usahakan nivo
tabung dapat terbaca, karena kecilnya alat ini, maka sewaktu membaca nivo badan
kita rebahkan/meringankan di tanah.
Ø
Gerakkan
handle penggerak nivo tabung sehingga posisi nivo tepat pada inbeks nivo itulah
ada strike.
Ø
Bacalah
sudut deep yang berada pada lingkaran skalah tengah.
C. Proses
Pembentukan Lembah Mallawa
Lembah
mallawa merupakan lembah yang sangat luas, struktur lembah ini sangat kompleks
karena di dalamnya terdapat berbagai gejala-gejala yang menjadi objek study
dalam ilmu geologi, antara lain terdapat patahan, lipatan, dan sesar. Bahkan
yang paling menonjol adalah struktur patahan yang berbentuk tangga, dapat
dilihat dari keberadaan batuan gamping atau batu kapur pada ketinggian yang
berbeda-beda. Lembah Mallawa jika dilihat dari keberadaan formasi batuan yang
ada, dapat dikatakan bahwa batuan yang paling dominant adalah batu kapur,
sedangkan batu lainnya adalah antara lain : batu Sabak, batu Bara, batu
Konglomerat dan batu Bolder.
Lembah
Mallawa yang bervariasi dengan struktur patahan lipatan dan susunan batuan yang
ada seperti Gamping, Sabak, Diorit, Konglomerat dan lain-lain menunjukkan bahwa
gaya dan proses yang bekerja di Lembah Mallawa adalah daya asal dalam atau
tenaga endogen yang pertama membentuknya seiring dengan pembentukkan lengan
Selatan Sulawesi yang sudah tiga kali masa pengangkatan.
Atas
dasar petunjuk batuan yang ada di Lembah Mallawa maka diadakan analisa mengenai
terjadinya Lembah Mallawa pada lengan Selatan Sulawesi dikenal adanya patahan
yang dikenal sebagai depresi. Depresi yang ada di wilayah ini ada dua yaitu:
depresi Walenai dan depresi Tempe.di lokasi praktek lapang merupakan bagian
dari depresi Walenai.
Teori
tentang terbentuknya patahan depresi ini adalah telah banyak di kemukakan oleh
ahli geologi, antara lain E.Sues yang mengatakan patahan itu terjadi karena gaya tarikan La Conte mengatakan bahwa patahan terjadi
karena gaya
mendatar atau tangan sial. Pemikiran La Conte ini di dukung oleh
Penyelidikan Solomon dan akhirnya Clos
yang mengatakan pikiran yang sama dengan pendapat dari La Conte.
Depresi
menurut pengertian adalah merupakan daerah bertekanan rendah di kelilingi
daerah yang bertekanan tinggi. Terjadinya lapisan kerak bumi yang demikian ini
tidak lain karena adanya gaya
tangan sial yang merupakan atau menyebabkan terjadinya pelengkungan. Jika
pengangkatan kerak bumi itu terjadi maka bagian yang berada di bawah lingkungan
itu menjadi kosong, karena tersebut telah sampai pada batas elastisitasnya.
Dengan demikian maka bagian puncak di bawahnya merupakan tempat yang bertekanan
rendah yang merosot turun. Jadi istilah depresi tidak terbatas pada daerah
Gaben saja tetapi termasuk juga yang menjadi Horst. Bagian yang merosot pada
system depresi gaya yang membentuk Lembah
Mallawa adalah gaya
asal di dalam yaitu pengangkatan akibat tekanan dari perut bumi yang besar.
Seperti yang kita lakukan bahwa pembentukan lengan selatan sulawesi mengalami
pengangkatan sebanyak tiga kali.
Menurut
Van Bemlen, wilayah lengan selatan pada mulanya masih merupakan bekuan yang
sangat luas masih memungkinkan terbentuknya batu Bara dan batu Kapur Miocene,
kemudian mengalami pengangkatan dengan beberapa terobosan vulkan yang
menghasilkan batuan Andesit. Pada saat ini Lembah mengalami patahan sehingga
sediment masih bersambungan. Sedangkan pada zaman Neogene mudah telah membentuk
patahan-patahan bahkan pada bagian tengah antic inilah hal besar pada bagian
selatan terbentuk depresi Walenai pada celeh-celeh patahan Magma menyusup di
pinggir timur dan barat depresi tersebut olehanya itu tidak menherankan jika di
daerah kapur ditemukan batuan berupa deorit di perkirakan pada zaman kuarter
telah pecah menjadi pecahan-pecahan/telah menambahkan kondisi yang mantap dan
bagian dari patahan-patahan yang besar telah pecah menjadi patahan yang sempit
dan bertangga. Itulah sebabnya di Lembah Mallawa terjadi patahan tangga yang
cepat dilihat dari susunan batu Gamping.
Ø
Daerah Karst
Karst
merupakan batuan kapuir merupakan pegunungan yang terbentuk dalam proses yang
m,emerlukan waktu yang sangat lama dan merupakan salah satu kerja tenaga geologi
asal dalam (tenaga endogen). Daerah Karst terjadi dari pengendapan binatang
Koral yang terhempas kepantai akibat adanya tenaga endogen. Epirogenesa dan
Orogenesa, terjadi pengangkatan dasar laut hingga terjadi gunung kapur.
Secara
geologi Maros terletak di daerah yang
dulunya merupakan laut, dimana pengendapan marine dan kapur telah dimulai sejak
oecena dan berlangsung terus sampai terangkat pada pilo-Pleistocena. Pegunungan
maros yang memanjang kea rah utara-selatan terbentuk sebagai perpindahan kea
rah timur pengelombangan kulit bumi yang mempunyai pusat diatroisme di pulau
laut.
Pemandangan
tentang bentang alam karts sebagai hasil pelarutan oleh air pada batuan kapur
yang di mulai dengan adanya dataran tinggi batuan kapur yang menjulang diatas
permukaan laut. Belum lama sesudah itu di tekan keatas maka batu kapur ini
adalah kedap air, sehingga air hujan jatuh padanya mengalir pada bagian
permukaan, karena batu kapur ini mempunyai tingkat tembus air yang sangat kecil
sekali. Walaupun demikian memiliki celah, mempunyai diaklas-diaklas itu menjadi
demikian lebarnya karena adanya pengaruh pelarutan.
Akibat
proses itu maka menimbulkan gejala-gejala yang unik pada batuan kapur sebagai
hasil pelarutan. Adapun gejala-gejala karst seperti :
v
Bentukan-bentukan
sinkholes, tetai jumlahnya sangat terbatas.
v
Pelarutan
air biasanya meninggalkan residu tanah liat merah menutupi permukaan tanah dan
celah-celah permukaan kapur.
v
Karst
atau alur-alur hujan pada batuan kapur yang begitu lanjut usia, karena masih
dangkal-dangkal terdpat beban tempat terutama pada bagian yang kurang vegetasi
dan terrarossanya.
v
Pengaliran
dibawah tanah.
v
Sisa
pelarutan dibawah dibukit-bukit kerucut atau conical hilleks terdapat
sendiri-sendiri maupunsecara kumpulan.
v
Gua-gua
umumnya terdapat kaki dinding kapur terjal.
Ø
Dolina
Dolina
adalah lekuk-lekuk yang berbentuk corong dan di bentuk oleh daya air yang
melarutkan batu gamping. Ada
beberapa bentuk dolina yaitu : dlina yang berbentuk piring, dolina yang
berbentuk corong, dan dolina runtuhan.
Ø
Air Permukaan (Sungai)
Air hujan
dan tanah yang keluar sebagai mata air akan mengalir ke tempat yang lebih
rendah. Pada waktu mengalir air mengikis batuan yang melewatinya sehingga
terbentuklah alur-alur kecil atau parit. Makin lama alur itu makin lebar. Air
yang yang dapat ditampung makin banyak sehingga terbentuklah aliran yang
disebut sungai. Dan sungai mempunyai aliran antara lain:
a.
Bagian hulu sungai.
Ditandai oleh adanya
daerah berbukit dan bergunung. Lembah sungai bebentuk huruf V dengan tebing
yang curam akibat aliran sungai yang deras terjadi pengikisan ke arah dalam
(erosi vertikal) dan tidak terjadi pengendapan (sedimentasi) sehingga tidak
terdapat teras-teras sungai, di sekitar badan sungai banyak ditemukan bongkahan
batu besar dan juga banyak terdapat jeram atau air terjun.
b. Daerah aliran tengah sungai ditandai oleh
adanya erosi yang terjadi secara vertikal dan lateral. Lembahnya berbentuk U
dan banyak ditemukan batu-batu guling pada badan sungai yang ukurannya tidak
sebesar pada daerah hulu. Aliran airnya deras disertai sedikit proses
sedimentasi dan terdapat teras-teras sungai serta tidak ditemukan juram-juram
dan juga jerahannya landai.
c.
Daerah aliran hilir sungai
Ditandai
oleh adanya daerah yang sangat datar, aliran air mulai tenang dan banyak
ditemukan aliran sungai yang bekelok-kelok (meander). Tidak terjadi proses
pengikisan tetapi terjadi pengendapan banyak ditemukan kalitif (oxbowlake)
akibat dari aliran meander yang terpotong terdapat wilayah daratan banjir
(floot plein) yang luas. Badan sungai banyak mengandung lumpur dan pasir halus.
Terdapat being pasir di tengah sungai berdelta atau endapan dan banyak dataran
sungai dalam (Urayan di tengah sungai berupa satu pasir dan lumpur hasil
pengendapan sungai) serta teras-teras sungai tidak begitu jelas.
Jenis-jenis sungai
Berdasarkan sumber airnya sungai
dibedakan atas :
1. Sungai hujan, jika hujan itu berhulu
pada mata air yang berasal dari resapan air hujan. Selam bagian hulu berhutan
lebat, aliran sungai itu tidak terlalu banyak dipengaruhi musim. Namun jika
hitan telah rusak, diganggu manusia maka alirannya akan sangat berbeda pada
musim kemarau. Tidak jarang sebuah sungai kering sam sekali pada musim kemarau
karena mata airnya mati.
2. Sungai gletser, yaitu sungai yang
airnya berasal dari cairan gletser (es).Aliran sungai gletser relative stabil.
Dan perbedaan aliran sungai gletser terasadi daerah yang memiliki musimpanas
(summer) dan winter (dingin).
3. Sungai campuran, yaitu sungai gletser
yang alirannya telah mendapat campuran dari air hujan.
Berdasarkan struktur lapisan batuan
yan gdillui oleh sungai maka sungai terbagi atas:
§
Sungai
konsekuen, sungai yang arah kemiringannya sesuai dengan arah kemiringan batuan
daerah yang dilaluinya.
§
Sungai
subsekuen adalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan
bermuara pada sungai konsekuen tersebut dan sungai ini mengalir pada batuan
yang kurang resisten.
§
Sungai
obsekuen adalah sungai yang arah alirannya berlawanan dengan kemiringan lapisan
batuan daerah ini dan juga merupakan anak sungai dari sungai subsekuen.
§
Sungai
resekuen adalah anak sungai dari obsekuen dan alirannya sejajar dengan sungai
kondekuen.
§
Sungai
insekuen adalh sungai yang arah alirannya tidak teratur.
§
Sungai
anteseden meruoakan jenis sungai yang dapat membagi daerah lapisan batuan yang
dilaluinya.
§
Sungai
epirogenesa merupakan jenis sungai yang terus menerus mengikis batuan yang
dilaluinya sehingga mencapai daerah batuan asli.
Berdasarkan kesinambungan atau
kontinitas aliran airnya maka terbagi atas :
1.
Sungai
episodik, yaitu sungai yang alirannya tetap mengalir baik di musim hujan maupun
musim kemarau dan debit airnya stabil.
2.
Sungai
periodik, yaitu sungai yang hanya mengalir pada musim hujan saja.
Adapun pola aliran sungai yaitu :
o
Pola
aliaran radial sentripetal yaitu pola aliran sungai yang menuju pusat.
o
Pola
aliran radial sentrifugal yaitu pola aliran sungai yang meninggalkan pusat.
o
Pola
aliran denritik yaitu pola aliran sungai yang tidak teratur. Biasanya terjadi
di daerah dataran atau daratan pantai.
o
Pola
aliran terelis yaitu pola aliran sungai yang berbentuk menyirip seperti daun.
o
Pola
aliran sungai rectangular yaitu aliran sungai dimana anak sungai bergabung
dengan induk sungai secara tegak lurus.
o
Pola
aliran anguler yaitu pla aliran sungai yang arahnya sentrifugal namun memiliki
cabang sungai obsekuen, yang sejajar dengan kontur sungai obsekuen dan sungai
resekuen.
Ø
Informasi Umum Tentang Batuan
Batuan
kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf.
a.
Batuan
beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang mendingin menjadi
padat. Berdasarkan tempat pendinginnya ada tiga macam batuan beku, yaitu:
o
Batuan
beku dalam (plutinik)
Batuan ini disebut pula
batuan beku plulonis (batuan beku abisis). Terjadinya jauh dibawah permukaan
bumi, berasal dari magma yang dingin. Pendinginan sangat lambat, sehingga
berlangsungnya proses kristalisasi sangat leluasa. Oleh karena itu, batuan beku
terdiri dari kristal-kristal penuh, mempunyai susunan (struktur),holokristal dan
granitis.
o
Batuan
lelehan/luar.
Batuan ini membekunya di
luar kulit bumi,sehingga turunnya temperatur cepat sekali. Zat-zat dari magma,
dapat : membentuk kristal kecil dan sebagian ada yang sama sekali tidak dapat
menjadi kristal.Strukturnya hamorfatau tidak terbentuk. Contohnya andesit dan
basal.
o
Batuan
korok (ferpiri)
Terbentuknya di dalam
korok/gang, karena tempatnya dekat dengan permukaan,pendinginannya lebih cepat,
itulah sebabnya batuan ini terdiri dari kristal besar, kristal kecil, yaitu
amorf.contohnya : granik porfil dan diorite porfirit.
b.
Batuan
endapan atau batuan sedimen
Bila
batuan beku lapuk, bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkut oleh air, angin,
atau es dan diendapkan di tempat lain. Batuan yang mengendap ini disebut batuan
sediment. Batuan ini mula-mula lunak, tapi lama-lama menjadi keras karena
proses pembatuan.
Dilihat dari perantaraanya, batuan
sedimen terbagi atas :
Ø
Batuan
sediment aeris atau aeolis pengangkutnya adalah angin, contohnya :tanah los,
tanah turf dan tanah pasir di gurun.
Ø
Batuan
sediment olasial pengangkutnya adalah es contohnya :moraine (menreina).
Ø
Batuan
sediment elastis pengangkutnya adalah air, contohnya breksi, konglomerat dan
batu pasir.
Dilihat dari tempat pengendapannya
batuan sediment terbagi atas :
Ø
Batuan
sediment lakuster, diendapkan di dalam. Contohnya : Turf dabau, tanah liat
danau.
Ø
Batuan
sediment continental, diendapkan di daratan contohnya tanah los, tanah gurun
pasir.
Ø
Batuan
sedimen mariner, diendapkan di laut. Contohnya ; Lumpur biru pantai, endapan radioraria.
c.
Batuan
Metamorf
Batuan
ini merupakan batuan yang telah
mengalami perubahan yang dahsyat. Alasannya dari batuan beku atau batuan
sedimen.
Batuan metamorf terbagi atas :
Ø
Batuan
metamorf kontak
Batuan terbagi akibat suhu
yang sangat tinggi biasanya terletak dekat dengan dapur magma. Contohnya marmer
batu bara di bukit asam.
Ø
Batuan metamorf dyhamo
Batuan ini terjadi karena
tekanan yang tinggi dan dalam waktu yanmg lama, disebut juga metamorf kinesis.
Contohnya batu sabak, antrasit dari batu bara mudah, schist dan shale.
Ø
Batuan metamorf pneuma tolitis kontak.
Batuan ini terjadi karena
pengaruh suhu yang tinggi dan mendapat tambahan gas lain pada waktu
terbentuknya batu tersebut. Contohnya batu permata dan topas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar