Rabu, 21 Maret 2012

Metode Praktek Oceanografi


METODE PRAKTEK OCEANOGRAFI 

A.    Waktu dan Tempat

 Praktek Lapang Oseanografi ini, dilaksanakan  pada hari Jumat-Minggu, 8-10 Desember 2007. Jangka waktu tersebut dipergunakan untuk mengambil data utama dengan melakukan pengukuran menyangkut parameter-parameter oseanografi.
Lokasi praktek bertempat di Pulau kodingngareng, Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Analisa dan pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Geografi. Jurusan Geografi, Fakultas Matematika dan  Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar.
B.       Sumber Data
Data primer yakni:
·   . Pasang surut
·   Gelombang
·   Arus
·   Kedalaman
·   Angin
·   Suhu
·   Kecerahan
·   pH ( derajat keasaman )
·   Salinitas
·   Sedimen
·   Kemiringan Pantai
Data sekunder Yakni :
·      Pasang surut adalah gerakan naik turunya permukaan air laut secara berirama yang disebabkan karena gaya tarik disebabkan karena gaya tarik bulan dan matahari.
·      Gelombang adalah Gelombang adalah gerakan naik turun sebuah tubuh perairan yang dinyatakan dengan naik turunnya permukaan air secara be
·     Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan gerakan gelombang
·     Kedalaman laut mencerminkan roman muka dasar laut atau bisa disebut morfologi yang pada hakekatnya berkaitan dengan proses pembentukan dan perkembangan dasar laut dan samudera asang surut rgantian
·      Angin yang berhembus  di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut,
·     Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air.
·    PH merupakan cairan dalam mengukur suatu dejat atau kadar keasaman
·     Salinitas air laut didefinisikan sebagai jumlah total material padat yang dinyatakan dalam gram yang terdapat dalam satu kilogram air laut
·   Sedimen adalah proses pembongkahan batu-batuan dan potongan-potongan kulit ( shell) serta sisa rangka dari organisme laut
·    Kemiringan suatu pantai ialah suatu pengkajian tentang bentuk sutu pantai, evolusinya, prose- proses yang bekerja padanya, dan perubahan
·    Benthos adalah hewan yang ada dalam lautan/ dasar perairan
·   Data angina
·   Data pasang surut dipantai barat,utara,selatan dan utara pulau ballang lompo
·    Data kedalaman dan kecerahan pantai.
C. Variabel Praktek
·   Pasang surut                          
·    Gelombang
·    Arus
·    Kedalaman Perairan
·    Angin
·    Suhu
·    Kecerahan
·    pH ( Derajat Keasaman )
·    Salinitas
·   Sedimen
·   Kemiringan Pantai

D.   Instrumen Praktek
Alat dan bahan yang digunakan pada praktek lapang ini antara lain :
Tabel 2. Alat yang digunakan pada  praktek lapang
No.
  Nama Alat/ Bahan
Jumlah
Fungsi
1.
Perahu
1 buah
Memfasilitasi pengambilan data
2.
Peta dasar lokasi
1 lembar
Mencari titik koreksi posisi sebenarnya
3.
 Peta Rupa bumi dan lingkungan pantai Indonesia lokasi praktek skala 1: 50.000
1 buah
Sebagai data acuan ( Peta dasar )
4.
Global Positioning System (GPS )
1 buah
Alat Penentu Posisi
5.
Tali 50 meter
1 buah
Mengikat layang-layang arus dan seichi disk
6.
Seichi disk
1 buah
Mengukur kecerahan
7.
Layang-layang arus
1 buah
Mengukur arah dan kecepatan arus
8.
Tiang skala
2 buah
Mengukur ombak dan tinggi pasut
9.
Stopwatch
1 buah
Mengukur waktu yang dibutuhkan
10.
Kompas
2 buah
Menentukan arah arus dan ombak
11.
Senter
1buah
Sebagai alat penerang waktu pengamatan
12.
Roll Meter
1 rooll
Mengukur jarak
13.
Kamera
1 buah
Peliputan obyek
14.
Kertas Grafik
1 paket
Menggambar Grafik Pasut
15.
Kantong sampel sedimen
1 Paket
Tempat penyimpanansampel sedimen dan untuk memberi kode dari sampel tersebut
16.
Alat tulis menulis
1 Paket
Mencatat hasil-hasil pengamatan
17.
Salinometer
1 buah
Mengukur salinitas

Tabel 3. Alat dan Bahan Analisis sampel Sedimen di Laboratorium
No.
   Nama Alat/ Bahan
Jumlah
Fungsi
1.
Aquades
Secukupnya
Merendam sampel dalam tabung selinder dan mencuci alat-alat yang digunakan
2.
Timbangan
1 buah
Menimbang berat sampel sediment
3.
Sieve net (ayakan sediment )
1 paket
Mengayak sediment untuk butiran sediment
4.
Cawang Petri ( diameter 14 cm )
1 buah
Sebagai wadah sediment saat akan ditimbang
5
Kertas pembungkus warna coklat
secukupnya
Sebagai wadah sediment sewaktu di ayak
8.
Sikat bulu
1 buah
Penyikat sediment saat diayak
9.
Sendok
1 buah
Mengambil sedimen pada analisis laboratorium
10.
Kertas grafik semilok
I paket
Menggambar grafik nilai kwartil ( q1,q2,dan q3 )

E. Tehnik Pengumpulan Data
v  Pasang Surut :
1. Menentukan lokasi yang representative untuk pemasangan rambu pasut dan mencatat posisinya.                                                                                                                       
2. Memasang rambu pasut pada daerah yang diperkirakan tetap tergenang air apabila air surut, jika lokasi tersebut kering pada saat surut maka perlu memasang rambu pasut yang pada daerah yang tergenang air ( perlu diingat untuk mengukur beda tinggi antara pasut pertama dan rambu pasut kedua).
3. Mencatat tinggi muka air dengan interval 1 jam selama 39 jam, yang dimulai pada pukul 14.00 Wita (waktu setempat).

v  Gelombang
  1. Menentukan stasiun pengambilan data gelombang dengan mengacu pada keterwakilan lokasi praktek dan mencatat posisi tiap lokasi.
  2. Menentukan pengukuran gelombang pada tiap lokasi yang telah ditentukan ( gelombang sebelum pecah ) meliputi: tinggi gelombang, waktu pengukuran, lama pengukuran, arah dating dan arah garis pantai.
  3. Untuk pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara mengukur tinggi muka air saat puncak dan saat lembah dengan menggunakan tiang gelombang ( tiang skala ). Selisih puncak dengan lembah merupakan tinggi gelimbang. Jumlah pengukuran dan lembah disesuaikan dengan lama waktu pengamatan yang telah ditentukan.
  4. Pengukuran gelombang dilakukan pada waktu sore, pagi dan siang.
              
v  Arus
      Arus Pasang Surut
1. Mencatat posisi dan melakukan pengukuran arah dan kecepatan arus pada beberapa stasiun di daerah laut dangkal maupun laut dalam.
2. Untuk penentuan kecepatan arus dengan menggunakan layang-layang arus, yakni dengan menetapkan jarak tempuh laying-layang arus (5 meter) kemudian mengukur waktu tempuh layang-layang arus tersebut. Arah arus ditentukan dengan mengunakan kompas.
3. Untuk mengontrol perubahan arah dan kecepatan arus diperlukan stasiun permanen dekat pantai (sebaiknya di stasiun pasut), pengukuran dilakukan setiap interval 1 jam selama 25 jam, yang dimulai pada pukul 15.00 waktu setempat.


v  Kedalaman Perairan
  1. Pengambilan data kedalaman dilakukan dengan menggunakan perahu dengan metode zig-zag. Catat senntiasa posisi dan waktu pengambilan data.
  2. Pengukuran kedalamannya menggunakan alat peremunan ( fishfinder ). Dengan menurungkan sensor alat tersebut ke perairan, maka pada layer tampilan fishfinder akan nampak nilai kedalaman. Nilai tersebut kemudian dikurangkan dengan nilai kedalaman sensor.
  3. Hasil pengukuran kedalaman akan dikoreksi dengan MSL ( Mean sea Level ) pasang surut. 

v  Angin
  1. Pengukuran angina menggunakan alat hand Anemometer, dilakukan di beberapa dilakukan dibeberapa stasiun. Catat posisi dan waktu pengukuran
  2. Pembacaan kecepatan angina pada suatu stasiun dilakukan pada layer tampilan yang tertera pada alat tersebut.
  3. Untuk arah angina digunakan laying- laying angina hasil modifikasi.

v  Kecerahan
1. Mengukur kecerahan dengan menggunakan alat seichi disk, dilakukan di beberapa stasiun.
2. Menenggelamkan seichi disk hingga tepat pada saat seichi disk sudah tidak terlihat oleh mata.
3. Mengukur kedalaman seichi disk dan mencatat posisi stasiun.
v  Suhu
1. Mengukur suhu secara vertikal maupun horizontal. Secara horizontal, dilakukan pada beberapa stasiun di daerah laut dangkal hingga ke laut dalam. Secara vertikal, dilakukan pada stasiun yang berada di laut dalam dengan kedalaman 0 m, 5 m, 10 m, 15m, 20 m, dan seterusnya hingga kedalaman maksimal.
2. Mencatat posisi dan mengambil sampel air laut dengan menggunakan alat pengambil sampel air, kemudian mencelupkan termometer ke dalam sampel yang dituangkan ke ember hingga beberapa saat, lalu membaca skala yang ditunjuk oleh termome
v  Salinitas
1. Mengukur salinitas secara vertical maupun horizontal. Secara horizontal, dilakukan pada beberapa stasiun di daerah laut dangkal hingga ke laut dalam. Secara vertikal, dilakukan pada stasiun yang berada di laut dalam dengan kedalaman 0 m, 5 m, 10 m, 20 m, dan seterusnya hingga kedalaman maksimal.
2. Mencatat posisi dan mengambil sampel air laut dengan menggunakan alat pengambil sampel air, kemudian memasang salinometer ke dalam sampel yang dituangkan ke ember, membiarkan hingga beberapa saat, lalu membaca skala yang ditunjuk oleh salinometer.
v  pH ( Derajat keasaman )
  1. Pengukuran derajat keasaman menggunakan alat kertas lakmus yang dilakukan di beberapa stasiun. Catatposisi dan waktu pengukuran.
  2. celupkan ph meter tersebut ke permukaan air, secara otomatis sensor pada alat tersebut akan merekam dan menampilkan pada layer tampilan nilai ph nya. Jika menggunakan kertas lakmus, celupkan kertas lakmus tersebut kepermukaan air dan lakukan pembacaan tingkat pH yang diperoleh pada kertas lakmus tersebut.

v  Sedimen
  1. Pengambilan sampel sediment dasar perairan juga dilakukan dengan menggunakan bottom grab Sampler yang dilakukan pada setiap stasiun. Catat posisi tiap stasiun dan waktu pengamatan
  2. sampel sediment yang terambil pada Bottom grab sampler dimasukkan kedalam kantong sampel sediment dan diberi label.
  3. Dilakukan analisa laboratorium guna mengetahui jenis, ukuran, butiran/ diameter sediment dasar laut.
Analisa sampel dilaboratorium
   Sampel sediment diaanalisa dilaboratorium dengan metode ASTM( American Society for testing and materials ) yakni ayakan kering dengan menggunakan sive net (ayakan sediment ) adapun prosedurnya:
1.  mengumpulkan sampel sediment yang diperoleh dilapangan sesuai dengan lokasi masing-masing sampel, kemudian mencucinya dengan air tawar setelah itu dimasukkan kedalam beaker glass.
2.  Memasukkan sampel yang telah dicuci kedalam oven pengering sampel pada suhu sekitar 120° C selama kurang lebih 12 jam atau dijemur hingga kering dibawah sinar matahari hingga sampel benar- benar kering.
3.  setelah kering sampel tiap-tiap stasiun diambil sebanyak 10-0 gram dan diukur dengan timbangan digital sebagai berat awal.
4.  mengayak sampel yang telah ditimbang dengan mengunakan sive net bersusun secara berurutan 2mm, 1mm, 0,5mm ,0,25mm, 0,125mm, 0,063mm, dan < 0,063 mm, kemudian digerakkan secara konstan selama kurang lebih 15 menit.
5.  Memisahkan sampel dari ayakan butiran pada ayakan sive netdisikat dengan sikat bulu secara perlahan kemudian masing-masing kategori ukuran (2mm,1mm, 0,5mm, 0,25mm,0,125mm, 0,63mm,dan <0,063mm ) ditimbang
6.  Selanjutnya memisahkan sampel hasil timbangan pada wadah masing-masing berdasarkan ukuran, lalu wadah tersebut diberi label sesuai dengan ukuran partikel sediment.
7.  Prosedur tersebut dilakukan masing-masing stasiun pengamatan.


v  Pemetaan dan Kemiringan pantai
1.   Untuk  kemiringan pantai dilakukan dengan menggunakan alat Global Possition system(GPS ), roll meter dan tiang skala
2.   Pengukuran kemirinngan pantai dilakukan keliling pulau tersebut, tetapi jika lokasinya di[esisir pantai maka dilkukan di sepanjang pesisir pantai tersebut yang merupakan lokasi dari praktek
3.   Untuk kemiringan pantai dari tiap stasiun yang telah ditentukan dilakukan pengukuran jarak kedalaman dari garis pantai ( x ) dengan menggunakan rool meter dan kedalaman pada jarak tersebut ( Y 0 dengan tiang skala.
   




F.  Pengolahan dan Analisis Data
1. . Pasang Surut
·         Data pasang yang telah diproses selama periode 39 jam pengamatan, nilainya pada tiap-tiap jam dikalikan dengan factor pengali untuk mendapatkan nilai muka air pada tiap jamnya.
·         Untuk mendapatkan nilai Mean Sea level (MSl ) atau muka air rata-rata digunakan rumus persamaan empiris sebagai berikut:
   ; MSL = Tinggi Muka Air Rata-rata (cm)
  • Nilai muka air pada tiap jam yang telah diperoleh kemudian diplot pada kertas grafik.
  • Berdasarkan hasil grafik yang diperoleh, ditentukan tipe pasang surut yang terbentuk.
2. Gelombang
  • Tinggi Gelombang;                  : H  = [puncak – lembah]
  • Tinggi Gelombang signifikan (H1/3);  :
  • Tinggi rata-rata (H);              : 
  • Periode Gelombang (T);            :  T  = t/N
  • Periode Gelombang signifikan (H1/3); : T1/3 = 1,1 x T
  • Panjang Gelombang                  :  L  = 1,56 T2
  • Prediksi Gelombang (Metode Wilson):
             = 0,3   [1-{1+0,004()1/2 }-2]
           = 1,37 [1-{1+0,008()1/3 }-5]
·         Tinggi Ombak Pecah (Hb) ;          : Hb = H1/3 []
Dimana : 
        F    = Fetch Length (m)
        U    = Kecepatan Angin (m/s)
        g    = Percepatan gravitasi Bumi (9,8 m/s)
        T    =  Periode Ombak (detik)
        t    = Waktu pengamatan
        N    = Banyaknya ombak
        Hi   = Tinggi ombsk (m)
        L    =  Panjang ombak (m)
        H1/3  =  Tinggi ombak signifikan
        T­1/3  =  Periode ombak signifikan

3. Arus
Kecepatan arus terukur  (V) :     ;
Keterangan :
S    =   panjang lintasan layang-layang arus (m)
T    =   waktu tempuh layang-layang arus (detik)

4.  Kedalaman Perairan
                             ∆d =dt – ( ht-MSL)
 Dimana :
∆d      = Kedalaman suatu titik pada dasar perairan
dt      = Kedalaman suatu titik pada dasar laut pada pukul t
Ht      = ketinggian permukaan air pasut pada pukul t
MSl     = Mean sea level (MSL )
5.  Kemiringan Pantai
Tg B    = y / x
    Dimana, Tg B     = Kemiringan pantai
                Y    = Kedalaman Perairan
                X    = jarak kedalaman dari garis pantai ( m)
    Presentase kemiringan pantai, diperoleh dengan formula:
        Kemiringan ( % )  = Arc Tg B / 45 ×100 %
6.  Kecerahan
                        Panjang tali terukur (m)
     % Kecerahan  =                               X 100 %
                          Nilai kedalaman (m )


7.  Butiran sedimen 
     Menghitung % berat sedimen pada metode ayakan :

                           Berat hasil ayakan (gr )
         % berat     =                                X 100 %
                           Berat Awal (gr)          
    
     Menghitung % berat sedimen pada metode pipet :
                           Berat hasil pemipetan (gr )
         % berat     =                               X 100%
                           Berat Awal (gr )
    Menghitung % berat kumulatif:
        % kumulatif =  % b\Berat 1 + % Berat 2

    Menentukan Nilai sortasi(So)     So   =  Q1 / Q3

      Dimana, So     = Nilai sortasi
        Q1   =Kwartir pertama
        Q2   = Kwartir ketig

Tidak ada komentar:

Posting Komentar