Minggu, 25 Maret 2012

Pengembangan Wilayah

PENGEMBANGAN WILAYAH

     Kegiatan pengembangan wilayah adalah suatu kegiatan yang memiliki dua sifat yaitu sifat akademis dan sifat birokratis dalam mengelola wilayah. Sifat akademis biasanya menggunakan istilah “seyogyanya” dan sifat terapan biasanya menggunakan istilah “seharusnya”. Dengan demikian, pendekatan geografi, dalam tulisan ini, dapat digunakan dan  dapat pula tidak digunakan dalam kegiatan pengembangan wilayah tergantung kemauan politis pemegang kekuasaan. Suatu pendekatan yang sudah dipilih dan diputuskan oleh pengambil keputusan politis maka “harus” dilaksanakan oleh para pelaksana di lapangan dan “tidak boleh” menggunakan yang lain. Produk politik seperti itu biasa disebut Undang Undang atau berbagai peraturan lainnya. Tulisan ini mencoba melakukan elaborasi sistim pembangunan yang berlaku saat ini dengan menggunakan pendekatan geografi.

     Berbeda dengan sistim pembangunan pada era orde baru yang bertitik tolak dari GBHN yang berisi garis besar rencana pembangunan yang ditetapkan  oleh MPR, sistim pembangunan pada era reformasi saat ini bertolak dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang berisi rencana pembangunan (lima tahun) yang disusun oleh Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat dan setelah mendapatkan persetujuan dari DPR. Saat ini, pemerintah (pemerintah pusat) dan pemerintah daerah, dalam melaksanakan pembangunan mengacu pada UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah atau dikenal dengan UU Otonomi Daerah sebagai amandemen dari UU nomor 22 dan 25 tahun 1999. Di samping itu berbagai UU lainnya seperti UU nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, UU nomor 25 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU nomor 2 tahun 1992 tentang Rencana Tata Ruang, UU nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan UU lainnya yang telah mendapatkan persetujuan DPR-RI digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pembangunan.
Namun demikian pada prakteknya sistim pembangunan saat ini tidak berbeda dengan masa yang lalu karena masih menggunakan istilah pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. Bidang pembangunan dijabarkan dalam sector, program dan proyek pembangunan. Proyek merupakan jenjang terrendah dari hirarki istilah dalam pembangunan dan pada tahap ini pelaksanaannya membutuhkan “dana” dan “tanah”. Dan dapat dimengerti, hasil pelaksanaan dari proyek pembangunan tahap inilah yang akan merubah kualitas lingkungan hidup, apakah semakin baik atau sebaliknya malah banyak menimbulkan masalah baru bagi masyarakat.            

     Konsepsi pembangunan wilayah pada dasarnya adalah pembangunan proyek proyek berdasarkan hasil analisa data spasial (Sandy dalam Kartono, 1989). Karena yang disajikan adalah fakta spasial maka ketersediaan peta menjadi mutlak diperlukan. Karena keseluruhan proyek berada di tingkat kabupaten/kota maka pemerintah kabupaten/kota mutlak perlu menyiapkan peta peta fakta wilayah dalam tema tema yang lengkap. Dalam lingkup pekerjaan inilah antara lain dituntut peran aktif para ahli geografi.
Pengwilayahan data spasial untuk menetapkan proyek pembangunan disebut wilayah subyektif, sedang wilayah yang ditetapkan untuk suatu bidang kehidupan sebagai tujuan pembangunan (penetapan wilayah pembangunan) disebut wilayah obyektif. Implementasi wilayah pembangunan pada umumnya tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Produk akhir dari analisis data spasial disebut “wilayah geografik” sedang cakupan ruang muka bumi yang dianalisis disebut “area/geomer/daerah”.

     Saat ini semakin dapat dirasakan bahwa perkembangan suatu daerah tertentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh daerah sekitarnya mulai dari daerah tetangga sampai daerah yang lebih jauh jaraknya bahkan pengaruh dari bagian bumi lainnya. Dampak globalisasi telah membuktikan hal itu. Oleh karena itu, wilayah sebagai system spasial dalam lingkup kegiatan pengembangan wilayah merupakan subsistem spasial dalam lingkup yang lebih luas. Sebuah kabupaten/kota, dalam kegiatan pengembangan wilayah, di samping menganalisis data spasial kabupaten/kota yang bersangkutan, juga  perlu memperhatikan paling tidak bagaimana perkembangan daerah sekitarnya (interregional planning). Sebuah kabupaten/kota tidak dapat hidup sendiri dan oleh karena itu perlu mengadakan kerja sama dengan daerah tetangganya.     

       Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, suatu proyek pembangunan daerah dilaksanakan pada tingkat kabupaten/kota sebagai unit terrendah dalam hirarki pembangunan. Proyek terkait dengan jenisnya dan dananya. Setelah jenis dan dananya disediakan maka tahap berikutnya adalah menetapkan di bagian mana dari daerah kabupaten/kota proyek tersebut akan dilaksanakan. Ada beberapa cara untuk menetapkan proyek pembangunan. Cara penetapan proyek biasanya dilakukan, pada tahap awal, melalui suatu kajian akademis antara lain berdasarkan pendekatan geografi, pendekatan ekonomi dan lainnya.

     Pendekatan geografi dilakukan melalui tahapan penetapan masalah, pengumpulan data dan analisis data mulai dari kegiatan penyaringan, pengelompokan, klasifikasi data, kegiatan pengwilayahan, korelasi dan analogi. Oleh karena adanya keragaman berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, berdasarkan kemampuan keuangan pemerintah dan skala waktu pelaksanaan, disusun skala prioritas proyek.
Hasil korelasi secara spasial (tumpang tindih atau overlay peta wilayah) dapat ditunjukan masalah apa sebagai prioritas proyek dan di mana lokasi proyek tersebut dilaksanakan. Dalam pelaksanaanya, pendekatan geografi tidaklah sesederhana itu.

     Beberapa cara lain untuk menetapkan proyek pembangunan dapat disebutkan antara lain dengan menerapkan teori Economic Base, Multiplier Effect yang berkaitan dengan teori input-output dan penerapan teori lokasi,(Location Theory), teori pusat (Central Place Theory) dan penerapan teori Kutub Pengembanngan (Growth Pole Theory). .
  1. Teori Lokasi.  Paling tidak ada tiga hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan lokasi proyek pembangunan yaitu (1) pengeluaran terrendah (2) jangkauan pemasaran dan (3) keuntungan tertinggi.
  2. Teory Pusat Pelayanan.  Pola ideal yang diharapkan terbentuk, asumsi homogin dalam hal bentuk medan, kualitas tanah dan tingkat ekonomi penduduk serta budayanya, Christaller menyajikan bentuk pola pelayanan seperti jejaring segi enam (hexagonal). Bentuk pola pelayanan hexagonal ini secara teoritis mampu memperoleh optimasi dalam hal efisiensi transportasi, pemasaran dan administrasi (Haggett, 2001).
  3. Teori Kutub Pertumbuhan. Berbeda dengan Christaller yang berlatar belakang ahli Geografi, teori Kutub Pertumbuhan diprakarsai dan dikembangankan oleh para ahli ekonomi. Teori ini melahirkan konsep ekonomi seperti konsep Industri Penggerak (leading industry), konsep Polarisasi dan konsep penularan (trickle atau spread effect).
Beberapa kelemahan penerapan cara cara di atas dalam penetapan proyek pembangunan dihadapkan pada factor politis pengambil kebijakan di tingkat kabupaten/kota utamanya pada era otonomi daerah saat ini, factor ketersediaan dana dan bidang tanah tempat dilaksanakannya proyek tersebut. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pendekatan geografi menjadi factor kunci dalam kegiatan penetapan proyek pembangunan berdasarkan penetapan prioritas secara tepat.

Colap Geografi sosial

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kebutuhan setiap orang selalu berbeda, tergantung pada pola hidup yang dijalaninya. Pada saat masyarakat masih sederhana, kebutuhannya lebih tertuju kepada kebutuhan primer atau kebutuhan pokok, seperti kebutuhan makanan, pakaian, dan perumahan. Masyarakat yang sederhana kemudian berkembang menjadi masyarakat yang kebih maju. Sejalan itu, perkembangan kebutuhan hidupnya pun semakin banyak dan beragam. Selain kebutuhan yan bersifat primer, manusia juga memerlukan kebutuhan yang bersifat sekunder, seperti pendidikan, hiburan, olahraga, informasi dan rekreasi. Untuk itu manusia melakukan berbagai macam kebutuhannya tersebut, contohnya dengan bekerja.
Dalam kehidupan sehari–hari, bahkan setiap detik dalam hidup manusia, manusia selalu membutuhkan sumber daya alam untuk kelangsunan hidupnya . Belum tentu semua orang telah memahami bahwa mereka makan dan minum, udara yang mereka hirup untuk bernafas pemandangan yang indah untuk rekreasi termasuk dalam sumber daya alam.Selain itu sumber daya manusia yang merupakan segala potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk meninkatkan kesejahteraan serta kelangsungan hidup dalam salah satu faktor peenunjan dalam kehidupan manusia.
Mutu sumber daya manusia dalam pengembangan Nasional dipandang sebagai faktor penentu untuk meningkatkan kesejahteaan dan menemukan jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa ynag lebih maju. Tantangan bansa Indonesia dalam rangka mengembangkan mutu sumber daya manusia, antara lain pentingnya orientasi nilai tambah : perubahan struktur masyarakat : pengaruh proses dari globalilisasi.
Untuk itu diadakan praktek lapang ini agar mahasiswa dapat melihat sejauh mana pemanfaatan sumber daya alam yang ada dilokasi praktek serta peranan sumber daya manusianya demi menunjan kelangsungan hidup.

B.     Tujuan Praktek
Ada pun tujuan dari praktek lapang ini alah :
1.      Mengidentifikasi  jenis sumber daya alam yang ada di lokasi penelitian
2.      Mengidentifikasi sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut.
3.      Kelebihan lokasi praktek dilihat dari potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.
4.      Manfaat terdapatnya industri di lokasi penelitian.

C.    Kegunaan Praktek
Mahasiswa di harapkan mampu mengetahui tentang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta peran mahasiswa dalam pengembanannya.












BAB II
KAJIAN TEORI

A.   Sumber Daya Alam
Kekayaan sumber daya alam dan keindahan Negara kita lebih seabad lalu di lukiskan oleh Max Haveler (Multatuli) sebagai samrud di Khatulistiwa. Tidak mengherankan apabila sejak zaman dahulu bangsa eropa sangat berambisi untuk menguasai dan menguras sumber daya alam kita dengan menjajah selama kurang dari dari 350 tahun.
Dalam kehidupan sehari–hari, bahkan setiap detik selama masih hidup, manusia selalu membutuhkan sumber daya alam untuk kelangsungan hidupnya. Belum tentu semua orang memahami,  bahwa yang mereka makan, minum, dan udara yang dihirup untuk bernafas, pemandangan yang indah untuk rekreasi itu termaksud dalam sumber daya alam. Secara sederhana yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah material yang terbentuk oleh proses alami yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.  Batas yang lebih komprehensif sumber daya alam adalah sebagai berikut:
a)      Semua aspek alam yang dapat dimanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b)      Semua untuk tata lingkungan biofisik yang dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia.
c)      Semua bahana alam yang ditemukan manusia dan bermanfaat untuk kepentingan hidupnya. (Katili, 1983).
Aspek alam yang dimaksud adalah batasan tersebut diats mencakup semua benda atau atau keadaan yang terbentuk oleh proses alam, contoh yang sederhana adalah udara, air, batuan, mineral dan tanah. Unsur tata lingkungan yang dimaksud dalam batasan tersebut adalah kesatuan ruang dengan segala benda atau keadaan yang terdapat di permukaan bumi, misalnya alam pengunungan, pantai dan lembah sungai.  Atas dasar pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan sumber daya alam itu tidak terbatas pada benda yang dapat dimakan atau diminum saja, tetaapi pada yang dapat dilihat, dipandang atau dirasakan seperti panorama, pantai dan suhu yang sejuk.

B.   Sifat Sumber Daya Alam
Secara umum sumber daya alam memiliki sifat:
a)      Penyebaran sumber daya alam itu tidak merata, dalam arti bahwa setiap tempat, lokasi atau daerah memiliki sumber daya alam yang sama.  Ada daerah yang kaya akan minyak, sedangkan daerah lain tidak mempunyainya, tetapi daerah tersebut kaya akan emas.
b)      Potensi sumber daya alam suatu daerah belum diketahui secara seksama. Sumber daya alam daerah itu penting bagi pembangunan. Dalam daerah otonomi, setiap daerah berusaha keras untuk mengeksploitasi sumber daya alam untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, tetapi kebanyakan daerah belum memiliki ketersediaan data sumber daya yang lengkap dan akurat.
c)      Sumber daya alam juga mempunyai sifat saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Pemanfaatan salah satu jenis sumber daya alam akan mempengaruhi sumber daya alam yang lain. Misalnya penambangan minyak dipantai akan mempengaruhi biota di perairan laut.
d)     Sumber daya alam itu dapat mengalami daur ulang. Contoh yang sangat sederhana alah daur sumber daya air. Air yang kita gunakan sehari–hari untuk kebutuhan mandi, minum, menyiram tanaman, limbahnya sebagian masuk kedalam tanah dan menjadi air tanah.

C.    Dimensi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang terdistribusi tidak merata dan pertambahan penduduk dunia yang relatif cepat, maka kebutuhan akan sumber daya alam semakin meningkat, sehingga terjadi kelangkaan sumber daya alam tertentu. Kelangkaan sumber daya alam itu dapat menimbulkan atau mempengaruhi social ekonomi, politik dan hubungan internasional.Dengan demikian sumber daya alam memiliki tiga dimensi sebagai berikut (Katili, 1983) :
a)   Dimensi social–ekonomi sumber daya alam. Umat manusia sangat tergantung pada sumber daya alam, karena bahan tersebut mutlak diperlukann untuk kelangsungan hidup manusia.Penggunaan batu bara dalam mesin uap, penggunaan minyak bumi untuk berbagai mesin  dan pembangkit tenaga listrik   telah melahirkan industri besar yang dampaknya  terhadap social ekonomi yang cukup besar.
b)   Dimensi politik system sumber daya alam: politik luar negeri suatu bangsa tidak dapat lepas dari pertimbangan sumber daya alam. Penyebaran sumber daya alam yang tidak merata dan tidak seimbang telah menimbulkan Negara kaya dan Negara yang miskin. Negara–Negara yang kekurangan sumber daya mineral seperti Jepang menjadi Negara aggressor dalam perang dunia. Belanda dan Jepang menjajah Indonesia, karena di negaranya kekurangan sumber daya alam, karena Indonesia kaya akan rempah–rempah, minyak dan penghasil timah terbesar di dunia pada masa itu.
c)   Dimensi internasional system sumber daya alam: akibat sifat sumber daya alam persebarannya tidak merata dan perbedaan antara pemintaan dan pemanfaatannya. Maka membawa akkibat ketergantungan Negara yang tidak memiliki sumber daya alam pada Negara lain yang dapat mensuplai sumber daya alam tersebut. Akibat dari adanya ketersediaan dan permintaan sumber daya alam, mama timbul arus internasional sumber daya alam dari satu Negara ke Negara lain. Dengan demikian system sumber daya alam dapat melintasi batas- batas Negara, sehingga sumber daya alam berdimensi internasional.

D.    Proses Pembentukan dan Pengelompokan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang telah diuraikan dalam pengertian sebelumnya terbentuk karena adanya proses alami. Prose salami yang dimaksud dapat di awali sejak bumi terbentuk.  Prose salami dapat di bedakan menjadi proses endogen dan proses eksogen. Proses endogen mencakup tekhtonik dan vulkanik. Proses tekhtonik dan vulkanik dapat menghasilkan sumber daya alam : mineral, batuan dan bahan tammbang. Proses eksogen terbentuk oleh pengaruh dari cuaca dan iklim, yang dapat mengakibatkkan antara lain, proses pemanasan, pengupan, pelapukan, pelarutan, erosi dan pembentukan tanah. Akibat dari proses eksogen itu dapat membentuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
1.      Pengelompokan sumber daya alam menurut macam dan sifatnya
Sumber daya alam menurut macam dan sifatnya dapat di bedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut.
a)    Golongan fisik
Sumber daya alam yang termaksud dalam golongan fisik meliputi sumber daya udara, air dan mineral. Sifat dari masing–masing jenis golongan fisik tersebut adalah sebagai berikut
Udara: mempunyai sifat yang tidak terbatas jumlahnya dan dapat di daur ulang Meskipun limpahnya tidak sangat melimpah. sumber daya uadara juga memiliki faktor pembatasyang kualitasnya. Faktor kualitas udara yang menjadi pembatas adalah suhu dan konsentarai 02 dan Co2. Suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu dingin dapat mengakibatkan kematiam makhluk hidup, sedangkan kandungan O2 yang rendah dan CO2 tinggi dapat  mengakibatkan kematian mahkluk hidup.
Air: merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak dapat hidup tanpa air. Sumber daya air bersifat terbatas, baik kuantitas maupun kualitasnya sumber daya air juga dapat didaur ulang.
Mineral : Pada umumnya jumlah dan pesebarannya tidak merata dan terbatas. Sumber daya mineral tidak dapat didaur ulang. Pada umumnya sumber daya mineral mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, namun demikian terdapat jenis mineral yang berbahaya.

b)    Golongan Hayati
Sumber daya alam golongan hayati dapat di bedakan menjadi: tumbuhan/vegetasi, hewan/jasad perombak. Sifat–sifat garis besar dari masing–masing jenis sumber daya alam golongan hayati :
Tumbuhan/vegetasi: Jenisnya sangat banyak, bervariasi dan terbatas menurut ruang dan waktu, dapat di perbaharui dan dapat punah. Selain sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia terdapat tumbuhan yang dapat membahayakan kehidupan manusia contohnya ganja.
Hewan/binatang : Jenisnya sangat bervarisi, terbatas menurut ruang dan waktu, pata diperbaharui dan dapat punah.Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, banyak hewan berbahaya bagi manusia.
Jasad Perombak: Sumber daya ini manfaatnya bagi manusia tidak langsung termaksud dalam proses pembusukan dan penghancuran sisa – sisa hewan dan tumbuhan yang mati. Sifatnya terbatas, dapat punah, dan banyak berbahaya bagi manusia.
2.      Pengelompokan sumber daya alam Indonesia berdasarkan sifatnya.
Sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat dibedakan atas sifat benda atau meterialnya dan atas sifat kelestariannya. Atas sifat benda atau materialnya, sumber daya alam dapat dibedakan manjadi : hasil sumber daya alam dan tata lingkungan fisik ,sedangkan menurut sifat kelestarian dapat dikelompokan menjadi : tak terbaharui dan jumlahnya sagat melimpah.
a)         Hasil sumber daya alam.
Hasil sumber daya alam yang dimaksud adalah benda atau materialnya yang terdapat di alam yang di peroleh atau didapat melaui kerja dan aktivitas fisik seperti, penambangan, pengelolahan lahan, sehingga benda atau material yang dihasilakan tersebut bermanfaat bagi manusia. Sumber daya alam yang tergolong hasil antara lain : batu bara, minyak dan gas bumi, air dan hasil pertanian dalam arti yang luas.

b)      Tata Lingkungan Fisik
Dalam sumber daya alam lingkungan fisik yang dimanfaatkan untuk memnuhi kebutuhan manusia bukn benda atau materialnya yang langsung dikomsumsi, tetapi aspek atau karateristik dari lingkungan alam seperti panorama, suasana, keindahan alam yang dinikmati oleh manusia.Sumber daya alam yang temaksud dalam tata lingkungan fisik antara lain: alam pegunungan, pantai, lahan dan gelombang elektromagnetik.
c)      Kelompok sumber daya alam yang terbahararui.
Sumber dayya alam yang terbaharui adalah semua benda, bahan yang dalam waktu tertentu dapat puli atau tersedia kembali setelah benda tersebut di manfaatkan oleh manusia ataiu using menurut, hilang menurut waktu. Sumber daya alam nabati dan flora dan fauna tergolong dalam sumber daya alam yang terbaharui.
d)    Kelompok sumber daya alam tak terbaharui
Sumber daya alam tak terbaharui adalah semua benda atau bahan yang terbentuk oleh proses alam dan setelah digunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan manusia tak tergantikan oleh yang baru. Atau sering sekali dipakai. Semua jenis tambang dan galian temaksud sumber daya alam  tak terbaharui.
e)     Kelompok sumber daya alam yang selalu dalam jumlah besar
Sumber daya yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : udara, angin, air, sianr matahari, gelombang laut, dan gembang ekeltromagnetik. Sumber daya ala mini tersedia meskipun digunakan secara menerus oleh semua makhluk hidup di permukaan bumi ini tidak pernah habis. Secara kaseluruhan jumlah sumber daya tersebut sangat besar, namun pesebarannya kurang merata, sebagai contoh air : pada suatu daerah jumlahnya sangat banyak namun pesebarannya kurang merata.

3.      Pengelompokkan menurut asal tempat terdapatnya
Menurut asal tempat terdapatnya, sumber daya alam alam dapat dibedakan menjadi empat yaitu berasal dari atmosfer, hidrosfer, litosfer dan astenosfer.
a)         Pengelompokan yang terdapat pada atmosfer
Sumber daya alam yang terdapat diatmosfer adalah : udara, angin, suhu, kandungan air (kelembaban), awan, hujan, sinar matahari, gelombang elektromagnetik, cuaca, iklim dan energy yang tersimpan di dalamnya.Jumlah sumber daya alam yang terdapat diatmosfer tergantung pada letak, ruang dan waktu. Sumber daya alam di atmosfer pada daerah tropis jauh berbeda dengan yang terdapat didaerah lintang tengah dan lintang tinggi.  Musim juga sangat mempengaruhi variasi sumber daya alam di atmosfer.
b)      Kelompok yang terdaapat pada hidrosfer
Sumber daya alam yang terdapat di hidrosfer utamanya adalah air, baik air sungai, air tanah, air danau, air rawa maupun air laut. Di dalam air pada berbagai tubuh perairan tersebut dikandunnya: mineral/ bahan yang terlarut atau tersupsensi dan biota yang hidup didalamnya seperti ikan, penyu, buaya, plankton, dan vegetasi air.

E.       Sumber Daya Manusia
Sumber daya itu telah tersedia dan tersimpan dalam diri setiap orang. Berapa besarnya yang tersimpan itu, baik secara individu maupun kolektif, tidak dapat diketahui, tetapi juga tidak dapat diragukan lagi bahwa daya itu amat besar sekali dan terus berkembang.
Berarti setiap manusia memiliki potensi yang sangat besar dan tidak terlihat, tetapi masih banyak diantara manusia itu sendiri yang belum menyadari besarnya potensi yang dimilikinya masih perlu digali. Seperti diketahui, apa yang telah ditemukan dan prestasi yang telah dicapai oleh manusia sekarang antara lain melakukan pendaratan dibulan dan menemukan sumber tenaga baru seperti tenaga nukir, merupakan hal yang mustahil untuk mencapai dimasa empat ratus tahun yang lalu. Itu menunjukan bahwa manusia itu sendiri tidak mengetahui besarnya potensi sumber daya yang tersimpan dalam dirinya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan sumber daya manusia itu adalah kekuatan daya pikir dan berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan manusia.
Sumber daya manusia adalah tempat penyimpanan daya. yang dimaksud dengan daya dalam hal ini ialah daya pikir atau daya cipta manusia yang tersimpan dalam dirinya.
Adapun tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (pegawai), yaitu kepentingan individu, kepentingan organisasidan kepentingan nasional.
a)         Kepentingan individu
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi individu, pegawai, karena dapat membant meningkatkan potensinya, begit pla dengan keptusan pegawaidapat dicapai melalui perencanaan karier.
b)        Kepentingan Orgaanisasi
Perencanaan sumber daya manusia sangat bermanfaat bagi organisasi (perusahaan) dalam mendapatkan calon pegawai yang memenuhi kualifikasi. Dengan adanya perencanaan smber daya manusia, dapat dipersiapkan calon-calon pegawai yang berpotensi untuk menduduki posisi manager dan pimpinan pncak untuk masa yang akan datang.
c)   Kepentingan Nasional
Perencanaan sumber daya manusia sangat bermanfaat bagi kepentingan nasional. Hal ini karena pegawai-pegawai yang berpotensi tinggi dapat dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Mereka dapat dijadikan tenaga-tenaga ahli dalam bidang tertentu untuk membant program pemerintah.
F.       Kerusakan lingkungan
a)         Kerusakan hutan dan spesies. Kerusakan hutan disebabkan oleh penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan di lereng pegunungan, sistem pertanian ladang yang berpindah-pindah dan pembakaran hutan. Kerusakan hutan sangat berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup berbagai spesies yang hidup di dalamnya. Banyak di antara spesies yang mati atau punah akibat dari kerusakan hutan.
b)        Hujan asam dan menipisnya/rusaknya lapisan ozon, diantaranya :
1)        hujan asam.
2)        menipisnya/rusaknya lapisan ozon.
c)         Keadaan iklim yang berubah-rubah. 

G.    Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam

a)   Penghijauan dan Reboisasi

Usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara, sebab:
1)   Hutan dan tumbuh-tumbuhan dapat menyaring dan mengatur air  mencegah banjir dan menimbulkan mata air.
2)   Tumbuh-tumbuhan dapat menyuburkan tanah dan akar tanaman yang dapat mencegah erosi.
3)   Tumbuh-tumbuhan menimbulkan udara yang segar.
b)      Sengkedan/terasering
Untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah, pada tanah yang berbukit-bukit dibuat sengkedan yang bertujuan agar pada waktu hujan, air banyak yang meresap ke dalam tanah.



BAB III
METODE PRAKTEK

A.    Waktu dan Lokasi
1.      Lokasi  Pelaskanaan Praktek
            Lokasi praktek dilaksanakan di Desa Mattompo Dalle, Kecamatan Polon Bangkeng Utara, Kabupaten Takalar.
2.      Waktu Pelaksanaan Praktek
Praktek lapang dilaksanakan pada :
Hari                        :     Jum’at – Minggu
Tanggal                  :     10 – 12 April 2009
Waktu                    :     11.00 – Selesai

B.     Sumber Data
1.      Data Primer         : Data didapatkan dari hasil pengamatan dan penumpulan secara langsung dari lapangan yang dilakukan oleh peserta.
2.      Data Sekunder     : Data ini didapat dari hasi penelitian, buku, dan  mengakses internet.

C.    Peserta Praktek Lapangan
Adapun peserta praktek lapan yaitu Mahasiswa Geografi Angkatan 2008, yan terdiri dari:
Geografi                                        : 30 Orang
Pendidikan Geografi                     : 48 Orang
Asisten                                          : 1 Orang
Dosen                                            : 2 Orang

D.    Instrumen Praktek
Beberapa instrument yang dipakai dalam pelaksanaan praktek ini yaitu;
No
Alat
Kegunaan
1
Kuesioner
Alat untuk menulis data hasil penelitian dan untuk memudahkan dan mempercepat pelaksanaan praktek
2
Kertas / Buku
Tempat untuk menulis, mengolah dan menganalisis hasil penelitian
3
Pulpen
Alat untuk menulis
4
HP / Kamera
Alat untuk merekam dan mendokumentasikan berbagai sample di lokasi penelitian
5
 Masyarakat
Sebagai narasumber yang memberikan informasi tentang berbagai hal yang akan di teliti.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan praktek lapangan mata kuliah Geografi sumber daya ini, teknik yang dipakai dalam pengumpulan data hasil penelitian yaitu teknik wawancara dari rumah ke rumah (door to door) secara langsung kapada masyarakat sebagai objek sekaligus sebagai narasumber. Beberapa langkah dalam pengumpulan data ini yaitu;
1.      Menyiapkan alat dan bahan penelitian,
2.      Memilih sample atau daerah yang akan di observasi.
3.      Menyusun pertanyaan yang akan di ajukan kepada narasumber.
4.      Bersikap sopan dan santun dalam menghadapi narasumber, dan
5.      Tidak memotong pembicaraan narasumber yang sedang berbicara.


F.     Pengelolahan dan Analisis Data
1.   Pengolahan Data
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasi observasi lapangan, maka ada beberapa hal yang masih perlu diolah dan disistematiskan lebih lanjut. Dalam hal ini, beberapa data itu berupa rata-rata persentil setiap bidang dalam kehidupan masyarakat. Bidang-bidang tersebut mampu memberikan perbedaan yang khusus pada setiap segi kehidupan masyarakat dalam hal ini, khususnya pada jenis pekerjaan masyarakat lebih berdominasi pada pekerjaan dibidang agraris sebagai petani yaitu sekitar kurang lebih 75%, pada jenis alat penerang kurang lebih 100 persen pendudk sudah memakai listrik dan pada jenis tempat buang air besar dan tempat mandi kurang lebih 55 % sudah memakai milik pribadi.namun, disisi lain yang paling menonjol dan sangat berpengaruh adalah tingkat keikutsertaan pendudk dalam pendidikan, dimana kebanyakan sekitar 40 % hanya tamat pada tingkat SD 5% tingkat SMP.
2. Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan Polut, Kab.Takalar, dapat dianalisis bahwa tingkat kebutuhan masyarakat masih sangat sederhana,dan kesederhanaan ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi masyarakat yang masih minim.hal ini tidak terlepas dari rendahnya sumber daya manusia yang ada pada daerah tersebut.
Kurangnya kualitas sumber daya manusia mampu mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat baik fisik yang berupa penggunaan dan pengolahan sumber daya alam maupun yang bersifat sosial berupa penggunaan SDM, pengambilan kebijakan hubungan antar sesamanya.  

G.     Bagan Alir Pelaksanaan Praktek

 
Asistensi laporan
 
Pengumpulan laporan
 
 

Gambar 1. Bagan alur pelaksanaan praktek



H.      Peta Lokasi Praktek
 



























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum lokasi Praktek
Kabupaten Takalar adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Kota Takalar yang terdiri dari delapan kecamatan yaitu Pattallassang, Polombangkeng Selatan, Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan, Galesong Utara, Mappakasunggu, Manggarabombang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 566,51 km² dan berpenduduk sebanyak ±250.000 jiwa.
1.  Letak Geografi
Kabupaten Takalar dengan Kota Pattalasang sebagai ibukota kabupaten secara geografis terletak pada pesisir pantai barat Propinsi Sulawesi Selatan ± 40 Km dari Kota Makassar ke Pusat Kota. Kabupaten Takalar memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa dengan batas wilayah kabupaten adalah sebelah utara dengan kota Makassar dan kabupaten gowa, sebelah timur dengan Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa, sebelah selatan dengan Laut Flores dan sebelah barat dengan Selat Makassar. Luas wilayah kabupaten ini sebesar 566,51 km².
2. Demografi
    Jumlah penduduk kabupaten ini pada tahun 2004 mencapai 242.973 jiwa, yang terdiri atas 126.034 atau 51,87% perempuan dan 116.939 atau 48,13% Laki-laki dengan laju pertumbuhan penduduk untuk periode lima tahun terakhir (2000-2004) sekitar 1,38% per tahun.
3. Iklim
Wilayah Kabupaten ini termasuk beriklim sedang dengan kelembaban udara berkisar antara 85 %–95 % yang bertemperatur kisaran 25°C- 45°C. Pada bulan Nopember–April bertiup angin Barat yang membawa hujan begitu pula pada bulan Mei–Nopember angin bertiup dari Timur mengalami musim kemarau dengan curah hujan rata- rata 2,284 mm.

B.  Hasil

Tabel 1. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan umur
No
Rentang
Frekuensi
Persentil (%)
1
0-10
-
-
2
11-20
2
2,46
3
21-30
36
44,44
4
31-40
20
24,69
5
41-50
14
17,28
6
51-60
3
3,7
7
61- ke atas
6
7,4
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

Tabel 2. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan suku bangsa
No
Suku Bangsa
Frekuensi
Persentil (%)
1
Bugis
-
-
2
Makassar
81
100
3
Toraja
-
-
4
Mandar
-
-
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009


Tabel 3. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan agama
No
Agama
Frekuensi
Persentil (%)
1
Islam
81
100
2
Kristen
-
-
3
Hindu
-
-
4
Budha
-
-
5
Lainnya
-
-
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

Tabel 4. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan status perkawinan
No
Status
Frekuensi
Persentil (%)
1
Belum kawin
11
13,59
2
Kawin
64
79,01
3
Janda / Duda
6
7,4
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

Tabel 5. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan tingkat pendidikan
No
Pendidikan yang ditamatkan
Frekuensi
Persentil (%)
1
Tidak tamat SD
9
11,11
2
Tamat SD
32
39,6
3
SMP / Sederajat
21
25,92
4
SMA / Sederajat
14
17,29
5
Diploma
5
6,17
6
S1
-
-
7
S2
-
-
8
S3
-
-
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009
Tabel 6. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan jumlah anggota keluarga
No
Status dalam keluarga
Frekuensi
Persentil (%)
1
Anak Perempuan
28
24,57
2
Anak Laki-laki
37
32,45
3
Anggota Keluarga
49
42,98
Jumlah
114
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

Tabel 7. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan alat penerang yang digunakan
No
Alat Penerang
Frekuensi
Persentil (%)
1
Listrik
81
100
2
Generator
-
-
3
Lainnya
-
-
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

Tabel 8. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan tempat mandi
No
Tempat
Frekuensi
Persentil (%)
1
Kamar mandi pribadi
39
48,15
2
Kamar mandi umum
18
22,22
3
Sungai
14
17,28
4
Pancuran
-
-
5
Lainnya
10
12,35
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009



Tabel 9. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan tempat buang air besar
No
Tempat
Frekuensi
Persentil (%)
1
WC Sendiri
46
56,79
2
WC umum
22
27,16
3
Sungai
7
8,64
4
Kebun
6
7,4
5
Lainnya
-
-
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

  Tabel 10. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan jenis pekerjaan sebelum
                Adanya Pabrik Gula Takalar
No
Jenis Pekerjaan
Frekuensi
Persentil (%)
1
Petani
48
59,25
2
Pedagang
14
17,29
3
PNS
4
4,94
4
Lainnya
15
18,52
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

 Tabel 11. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan jenis pekerjaan sesudah
                Adanya Pabrik Gula Takalar
No
Jenis Pekerjaan
Frekuensi
Persentil (%)
1
Petani
43
53,1
2
Pedagang
15
18,51
3
PNS
4
4,94
4
Lainnya
19
23,45
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009
Tabel 12. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan jumlah pendapatan per bulan
No
Jumlah pendapatan
Frekuensi
Persentil (%)
1
0- 500.000
53
65,44
2
500.000-1.000.000
19
23,45
3
1.000.000 ke atas
9
11,11
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

Tabel 13. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan jumlah pengeluaran per bulan
No
Jumlah pengeluaran
Frekuensi
Persentil (%)
1
0- 250.000
42
51,85
2
250.000-500.000
16
19,75
3
500.000-750.000
9
11,11
4
750.000-1.000.000
13
16,05
5
1.000.000 ke atas
1
1,24
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

  Tabel 14. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan tempat penjualan Sebelum
                  adanya Pabrik Gula Takalar
No
Tempat
Frekuensi
Persentil (%)
1
Tengkulak
16
19,75
2
Pasar
29
35,8
3
KUD
14
17,2
4
Lainnya
22
27
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

 Tabel 15. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan tempat penjualan
                sesudah adanya Pabrik Gula Takalar
No
Tempat
Frekuensi
Persentil (%)
1
Tengkulak
16
19,75
2
Pasar
25
30,8
3
KUD
16
19,75
4
Lainnya
24
29,6
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009

Tabel 16. Penduduk Desa Pa’rapunganta berdasarkan jenis rumah yang di tempati
No
Jenis Rumah
Frekuensi
Persentil (%)
1
Permanen
28
34,57
2
Panggung
47
58,03
3
Lainnya
6
7,40
Jumlah
81
100
Sumber Data: Hasil Kuesioner Tanggal 10 April 2009


C.  Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian dapat di ambil suatu ukuran dalam menganalisis dan mendeskripsikan bahwa Sumber Daya Alam (SDA) di Desa Pa’rapunganta, Kecamatan Polong Bangkeng Utara Kabuoaten Takalar memiliki tingkat kuantitas yang cukup banyak. Namun, disisi lain Sumber Daya Alam tersebut mengalami beberapa kendala atau permasalahan yang cukup mendasar, yang secara historis dan secara fundamental diakibatkan oleh ulah tangan manusia sendiri yaitu sekitar 75% dan hanya 25% yang di akibatkan oleh factor alam ataupun factor-faktor lainnya. Dengan melihat faktor dan akibat yang ditimbulkan berupa tingkat kesuburan lahan yang rendah, pencemaran lingkungan, dan timbulnya berbagai penyakit hama tanaman yang membuat tanaman menjadi rusak. Hal ini merupakan contoh kecil yang diperhatikan dan di ambil suatu tindakan yang dapat menciptakan suasana baru dan mendapatkan keuntungan besar bagi semua pihak.
Dalam mengatasi permasalahan tingkat kesuburan lahan dapat di atasi melalui bebagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan pemupukan. Hal ini telah terbukti dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Desa Pa’rapunganta, kecamatan Polong Bangkeng Utara karena secara jelas dan nyata pemerintah setempat telah menemukan suatu solusi utama dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu berupa Biokimia yang dapat dijadikan pupuk. Pembutan Biokimia ini sangat praktis dan simpel karena bahan bakunya berasala dari kotoran ternak masyarakat. Selain penemuan Biokimia, Kab. Takalar juga mempunyai suatu industri trerbesar di Sulawesi Selatan yaitu Pabrik Gula Takalar. Hal ini menunjukkan bahwa Kab. Takalar telah mapan dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam pengembangan prospek pembangunan di Kab. Takalar tidak terlepas dari ke ikutsertaan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Dalam hal ini dibutuhkan partisipasi masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat materi. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hal itu masih jauh dari apa yang di harapkan. Secara proporsional, dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang di ikuti dan di tamatkan oleh masyarakat. Selain dari tingkat pendidikan dapat juga dilihat dari jumlah pendapatan masyarakat setiap bulannya, dan di lapangan menunjukkan bahwa itu semua masih minim dan mengakibatkan ketidak seimbangan di dalam masyarakat.
Dari beberapa uraian tentang potensi dan permasalahan yang ada, maka pemerintah sebagai pihak yang berwenang dalam mengambil suatu kebijakan perlu melakukan suatu tindakan yang bersifat merata dan menyeluruh kepada semua pihak untuk mengatasi hal-hal seperti yang di sebutkan di atas. Beberapa kebijakan pemerintah untuk mengembangkan potensi khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang bersifat merata dan menyeluruh yaitu sebagai berikut;
1.      Pembangunan sarana dan prasarana umum, seperti gedung sekolah, pasar, rumah sakit, pengairan irigasi, dan berbagai sarana umum lainnya.
2.      Bantuan Langsung Tunai (BLT), kepada warga miskin.
3.      Pembagian beras miskin.
4.      Pendidikan gratis 9(sembilan) tahun.
5.      Kasehatan gratis, lain sebagainya.
Beberapa kebijakan yang disebutkan di atas merupakan prospek pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat. Dan inilah sasaran utama pembangunan khususnya bagi Negara yang sedang berkembang. Dengan kebijakan tersebut diharapkan kepada masyarakat untuk senantiasa peduli terhadap keadaan lingkungan di saekitarnya karena apapun yang terjadi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif akan dirasakan oleh masyarakat sendiri.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sumber daya alam (natural resource) adalah segala potensial alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sumber daya manusia (kadang disingkat SDM) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Dari beberapa hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pa’rapunganta lebih berdominasi bekerja di bidang pertanian (petani). Hal ini manunjukkan bahwa Desa Pa’rapunganta adalah desa yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Jika dilihat dari jumlah pendapatan masyarakat setiap bulannya, menunjukkan bahwa masyarakat rata-rata berpendapatan sedang. Hal ini di akibatkan oleh kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh masyarakat dan ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat hanya tamat pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar(SD) dan Sekolah Lanjutan Pertama(SMP).
Salah satu potensi yang dimiliki dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Takalar yaitun dengan adanya Pabrik Gula Takalar. Pabrik tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat di sekitarnya. Beberapa pengaruh yang ditimbulkan yaitu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Peningkatan pendapatan masyarakat tersebut juga mampu mempengaruhi dan merubah kondisi masyarakat baik dari segi status maupun dari bentuk rumah atau tempat tinggal yang di tempatinya. Berdasarkan status, menunjukkan bahwa orang yang sudah memiliki pekerjaan akan lebih cepat menikah dari pada orang yang belum mendapatkan pekerjaan.

B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktek dari awal hingga akhir, maka didapatkan beberapa permasalahan yang menjadi bahan pokok bagi semua pihak untuk di perbaiki dan ditindaklanjuti. Adapun beberapa saran yang dapat kami paparkan dari hasil penelitian ini yaitu;
1.      Pemerintah sebagai subjek pengontrol dan pengambil kebijikan, agar bisa memberikan dan memperhatikan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
2.      Masyarakat diharapkan mampu mengembangkan tingkat kesadarannya dan kepeduliannya terhadap pendidikan serta terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.
3.      Sebagai Mahasiswa, diharapkan partisipasinya untuk melakukan suatu tindakan yang bermanfaat bagi semua masyarakat umum.
4.      Kami harapkan kepada Dosen dan Asisten penanggung jawab mata kuliah, untuk lebih menekankan kepada mahasiswa dalam berpartisipai mengatasi permasalahan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Depertemen   PU,1995. Proyek Bendungan Bili-Bili. Direktorat Depdikbud.
Sumaatmadja, Nursyid, 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisis Keruangan. Alumni, Bandung
Hasma, Hasanuddin, 1995. Studi Geografi Tentang Pengembangan Industri Pariwisata di Tanjung Bira Kabupaten Bulukumba.. Skripsi FPIPS Ikip Ujung Pandang.