Rabu, 21 Maret 2012

Metode Praktek Lapang Geografi UNM


METODE PRAKTEK LAPANG GEOLOGI
JURUSAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

A.   Observasi Lapangan 
Observasi lapangan ini dimulai semua dengan jadwal yang telah disusun pada hari sabtu dengan menggunakan metode sebagai berikut :
Ø  Road Travers (Menyusuri jalan raya)
Cara ini dilaksanakan debgan mengikuti jalan  raya sepanjang wilayah yang termasuk lembah mallawa. Dalam hal ini, jalan raya yang dimaksud adalah semua jalan yang dapat dilalui oleh manusia dan telah membentuk alur jalan seperti jalan besar dan jalan setapak .
Ø   Rivers Travels (Menyusuri sungai)
Alasan dilaksanakannya metode ini karena adanya sinkapan yang nampak disepanjang lintasan sungai.
Ø   Kompas Travels (arah yang ditentukan kompas)
Metode yang menggunakan kompas. Dalam hal ini diperlukan ketelitian, pelaksanaan metode kompas seharusnya kita tentukan arah yang kita tuju dimana terdapat sikapan batuan atau fenomena yang lain menjadi tujuan.
B.   Shooting dan Flooting.
Terlebih dahulu menentukan titik pasti, kemudian menentukan titik azimut. Setelah itu menentukan titik pasti yang di bidik. Strike dan deep.
Mengukur Strike.
Strike adalah arah jurus perlapisan pada lapisan batuan untuk mengukur arah strike ini terlebih dahulu mencari perlapisan yang strategis untuk diadakan pengukuran selanjutnya letakkan bordfiel pada lokasi yang akan diukur. langkah-langkah pengukuran strike sebagai berikut  :
Ø  Arah kompas geologi hingga cermin berposisi sedemikian rupa sehingga dapat melihat pemandangan searah dengan arah rata-rata strike secara kasar.
Ø  Letakkanlah boardfiel pada tempat yang  telah dipilih untuk dijadikan tempat pengukuran.
Ø  Peganglah kompas dengan tangan kanan dan cermin berada pada posisi menghadap ke depan.
Ø  Letakkanlah kompas pada boardfiel dengan posisi nivo tabung dan nivo kontak tepat pada kedudukan di tengah.
Ø  Hentikan goyangan jarum kompas yang masih bergerak dengan menekan tombol kecil di pinggir lingkaran kompas. Dan hasil bacaan pada jarum komas yang berkepala kuning itulah arah strike.
Mengukur deep
Deep adalah sudut kemiringan batuan lapisan batua. Cara menentukan dengan menggunakan kompas geologi sebagai berikut :
Ø  Menentukan arah deep, yang  selalu kontang dengan arah strike dengan ditambah 90 derajat.
Ø  Meringankanlah kompas dengan menggerakkan kearah vertical sebesar 90 derajat, usahakan nivo tabung dapat terbaca, karena kecilnya alat ini, maka sewaktu membaca nivo badan kita rebahkan/meringankan di tanah.
Ø  Gerakkan handle penggerak nivo tabung sehingga posisi nivo tepat pada inbeks nivo itulah ada strike.
Ø  Bacalah sudut deep yang berada pada lingkaran skalah tengah.
C.   Proses Pembentukan Lembah Mallawa
Lembah mallawa merupakan lembah yang sangat luas, struktur lembah ini sangat kompleks karena di dalamnya terdapat berbagai gejala-gejala yang menjadi objek study dalam ilmu geologi, antara lain terdapat patahan, lipatan, dan sesar. Bahkan yang paling menonjol adalah struktur patahan yang berbentuk tangga, dapat dilihat dari keberadaan batuan gamping atau batu kapur pada ketinggian yang berbeda-beda. Lembah Mallawa jika dilihat dari keberadaan formasi batuan yang ada, dapat dikatakan bahwa batuan yang paling dominant adalah batu kapur, sedangkan batu lainnya adalah antara lain : batu Sabak, batu Bara, batu Konglomerat dan batu Bolder.
Lembah Mallawa yang bervariasi dengan struktur patahan lipatan dan susunan batuan yang ada seperti Gamping, Sabak, Diorit, Konglomerat dan lain-lain menunjukkan bahwa gaya dan proses yang bekerja di Lembah Mallawa adalah daya asal dalam atau tenaga endogen yang pertama membentuknya seiring dengan pembentukkan lengan Selatan Sulawesi yang sudah tiga kali masa pengangkatan.
Atas dasar petunjuk batuan yang ada di Lembah Mallawa maka diadakan analisa mengenai terjadinya Lembah Mallawa pada lengan Selatan Sulawesi dikenal adanya patahan yang dikenal sebagai depresi. Depresi yang ada di wilayah ini ada dua yaitu: depresi Walenai dan depresi Tempe.di lokasi praktek lapang merupakan bagian dari depresi Walenai.
Teori tentang terbentuknya patahan depresi ini adalah telah banyak di kemukakan oleh ahli geologi, antara lain E.Sues yang mengatakan patahan itu terjadi karena gaya tarikan La Conte mengatakan bahwa patahan terjadi karena gaya mendatar atau tangan sial. Pemikiran La Conte ini di dukung oleh Penyelidikan  Solomon dan akhirnya Clos yang mengatakan pikiran yang sama dengan pendapat dari La Conte.
Depresi menurut pengertian adalah merupakan daerah bertekanan rendah di kelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Terjadinya lapisan kerak bumi yang demikian ini tidak lain karena adanya gaya tangan sial yang merupakan atau menyebabkan terjadinya pelengkungan. Jika pengangkatan kerak bumi itu terjadi maka bagian yang berada di bawah lingkungan itu menjadi kosong, karena tersebut telah sampai pada batas elastisitasnya. Dengan demikian maka bagian puncak di bawahnya merupakan tempat yang bertekanan rendah yang merosot turun. Jadi istilah depresi tidak terbatas pada daerah Gaben saja tetapi termasuk juga yang menjadi Horst. Bagian yang merosot pada system depresi gaya yang membentuk Lembah Mallawa adalah gaya asal di dalam yaitu pengangkatan akibat tekanan dari perut bumi yang besar. Seperti yang kita lakukan bahwa pembentukan lengan selatan sulawesi mengalami pengangkatan sebanyak tiga kali.
Menurut Van Bemlen, wilayah lengan selatan pada mulanya masih merupakan bekuan yang sangat luas masih memungkinkan terbentuknya batu Bara dan batu Kapur Miocene, kemudian mengalami pengangkatan dengan beberapa terobosan vulkan yang menghasilkan batuan Andesit. Pada saat ini Lembah mengalami patahan sehingga sediment masih bersambungan. Sedangkan pada zaman Neogene mudah telah membentuk patahan-patahan bahkan pada bagian tengah antic inilah hal besar pada bagian selatan terbentuk depresi Walenai pada celeh-celeh patahan Magma menyusup di pinggir timur dan barat depresi tersebut olehanya itu tidak menherankan jika di daerah kapur ditemukan batuan berupa deorit di perkirakan pada zaman kuarter telah pecah menjadi pecahan-pecahan/telah menambahkan kondisi yang mantap dan bagian dari patahan-patahan yang besar telah pecah menjadi patahan yang sempit dan bertangga. Itulah sebabnya di Lembah Mallawa terjadi patahan tangga yang cepat dilihat dari susunan batu Gamping.
Ø  Daerah Karst
Karst merupakan batuan kapuir merupakan pegunungan yang terbentuk dalam proses yang m,emerlukan waktu yang sangat lama dan merupakan salah satu kerja tenaga geologi asal dalam (tenaga endogen). Daerah Karst terjadi dari pengendapan binatang Koral yang terhempas kepantai akibat adanya tenaga endogen. Epirogenesa dan Orogenesa, terjadi pengangkatan dasar laut hingga terjadi gunung kapur.
Secara geologi Maros terletak di daerah  yang dulunya merupakan laut, dimana pengendapan marine dan kapur telah dimulai sejak oecena dan berlangsung terus sampai terangkat pada pilo-Pleistocena. Pegunungan maros yang memanjang kea rah utara-selatan terbentuk sebagai perpindahan kea rah timur pengelombangan kulit bumi yang mempunyai pusat diatroisme di pulau laut.
Pemandangan tentang bentang alam karts sebagai hasil pelarutan oleh air pada batuan kapur yang di mulai dengan adanya dataran tinggi batuan kapur yang menjulang diatas permukaan laut. Belum lama sesudah itu di tekan keatas maka batu kapur ini adalah kedap air, sehingga air hujan jatuh padanya mengalir pada bagian permukaan, karena batu kapur ini mempunyai tingkat tembus air yang sangat kecil sekali. Walaupun demikian memiliki celah, mempunyai diaklas-diaklas itu menjadi demikian lebarnya karena adanya pengaruh pelarutan.
Akibat proses itu maka menimbulkan gejala-gejala yang unik pada batuan kapur sebagai hasil pelarutan. Adapun gejala-gejala karst seperti :
v  Bentukan-bentukan sinkholes, tetai jumlahnya sangat terbatas.
v  Pelarutan air biasanya meninggalkan residu tanah liat merah menutupi permukaan tanah dan celah-celah permukaan kapur.
v  Karst atau alur-alur hujan pada batuan kapur yang begitu lanjut usia, karena masih dangkal-dangkal terdpat beban tempat terutama pada bagian yang kurang vegetasi dan terrarossanya.
v  Pengaliran dibawah tanah.
v  Sisa pelarutan dibawah dibukit-bukit kerucut atau conical hilleks terdapat sendiri-sendiri maupunsecara kumpulan.
v  Gua-gua umumnya terdapat kaki dinding kapur terjal.

Ø  Dolina
Dolina adalah lekuk-lekuk yang berbentuk corong dan di bentuk oleh daya air yang melarutkan batu gamping. Ada beberapa bentuk dolina yaitu : dlina yang berbentuk piring, dolina yang berbentuk corong, dan dolina runtuhan.
Ø  Air Permukaan  (Sungai)
Air hujan dan tanah yang keluar sebagai mata air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Pada waktu mengalir air mengikis batuan yang melewatinya sehingga terbentuklah alur-alur kecil atau parit. Makin lama alur itu makin lebar. Air yang yang dapat ditampung makin banyak sehingga terbentuklah aliran yang disebut sungai. Dan sungai mempunyai aliran antara lain:
a.   Bagian hulu sungai.
Ditandai oleh adanya daerah berbukit dan bergunung. Lembah sungai bebentuk huruf V dengan tebing yang curam akibat aliran sungai yang deras terjadi pengikisan ke arah dalam (erosi vertikal) dan tidak terjadi pengendapan (sedimentasi) sehingga tidak terdapat teras-teras sungai, di sekitar badan sungai banyak ditemukan bongkahan batu besar dan juga banyak terdapat jeram atau air terjun.
b.  Daerah aliran tengah sungai ditandai oleh adanya erosi yang terjadi secara vertikal dan lateral. Lembahnya berbentuk U dan banyak ditemukan batu-batu guling pada badan sungai yang ukurannya tidak sebesar pada daerah hulu. Aliran airnya deras disertai sedikit proses sedimentasi dan terdapat teras-teras sungai serta tidak ditemukan juram-juram dan juga jerahannya landai.
c.  Daerah aliran hilir sungai
Ditandai oleh adanya daerah yang sangat datar, aliran air mulai tenang dan banyak ditemukan aliran sungai yang bekelok-kelok (meander). Tidak terjadi proses pengikisan tetapi terjadi pengendapan banyak ditemukan kalitif (oxbowlake) akibat dari aliran meander yang terpotong terdapat wilayah daratan banjir (floot plein) yang luas. Badan sungai banyak mengandung lumpur dan pasir halus. Terdapat being pasir di tengah sungai berdelta atau endapan dan banyak dataran sungai dalam (Urayan di tengah sungai berupa satu pasir dan lumpur hasil pengendapan sungai) serta teras-teras sungai tidak begitu jelas.
      Jenis-jenis sungai
Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan atas :
1.    Sungai hujan, jika hujan itu berhulu pada mata air yang berasal dari resapan air hujan. Selam bagian hulu berhutan lebat, aliran sungai itu tidak terlalu banyak dipengaruhi musim. Namun jika hitan telah rusak, diganggu manusia maka alirannya akan sangat berbeda pada musim kemarau. Tidak jarang sebuah sungai kering sam sekali pada musim kemarau karena mata airnya mati.
2.    Sungai gletser, yaitu sungai yang airnya berasal dari cairan gletser (es).Aliran sungai gletser relative stabil. Dan perbedaan aliran sungai gletser terasadi daerah yang memiliki musimpanas (summer) dan winter (dingin).
3.    Sungai campuran, yaitu sungai gletser yang alirannya telah mendapat campuran dari air hujan.
Berdasarkan struktur lapisan batuan yan gdillui oleh sungai maka sungai terbagi atas:
§  Sungai konsekuen, sungai yang arah kemiringannya sesuai dengan arah kemiringan batuan daerah yang dilaluinya.
§  Sungai subsekuen adalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen tersebut dan sungai ini mengalir pada batuan yang kurang resisten.
§  Sungai obsekuen adalah sungai yang arah alirannya berlawanan dengan kemiringan lapisan batuan daerah ini dan juga merupakan anak sungai dari sungai subsekuen.
§  Sungai resekuen adalah anak sungai dari obsekuen dan alirannya sejajar dengan sungai kondekuen.
§  Sungai insekuen adalh sungai yang arah alirannya tidak teratur.
§  Sungai anteseden meruoakan jenis sungai yang dapat membagi daerah lapisan batuan yang dilaluinya.
§  Sungai epirogenesa merupakan jenis sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga mencapai daerah batuan asli.
Berdasarkan kesinambungan atau kontinitas aliran airnya maka terbagi atas :
1.    Sungai episodik, yaitu sungai yang alirannya tetap mengalir baik di musim hujan maupun musim kemarau dan debit airnya stabil.
2.    Sungai periodik, yaitu sungai yang hanya mengalir pada musim hujan saja.
Adapun pola aliran sungai yaitu :
o   Pola aliaran radial sentripetal yaitu pola aliran sungai yang menuju pusat.
o   Pola aliran radial sentrifugal yaitu pola aliran sungai yang meninggalkan pusat.
o   Pola aliran denritik yaitu pola aliran sungai yang tidak teratur. Biasanya terjadi di daerah dataran atau daratan pantai.
o   Pola aliran terelis yaitu pola aliran sungai yang berbentuk menyirip seperti daun.
o   Pola aliran sungai rectangular yaitu aliran sungai dimana anak sungai bergabung dengan induk sungai secara tegak lurus.
o   Pola aliran anguler yaitu pla aliran sungai yang arahnya sentrifugal namun memiliki cabang sungai obsekuen, yang sejajar dengan kontur sungai obsekuen dan sungai resekuen.

Ø  Informasi Umum Tentang Batuan
Batuan kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a.    Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang mendingin menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginnya ada tiga macam batuan beku, yaitu:   
o   Batuan beku dalam (plutinik)
Batuan ini disebut pula batuan beku plulonis (batuan beku abisis). Terjadinya jauh dibawah permukaan bumi, berasal dari magma yang dingin. Pendinginan sangat lambat, sehingga berlangsungnya proses kristalisasi sangat leluasa. Oleh karena itu, batuan beku terdiri dari kristal-kristal penuh, mempunyai susunan (struktur),holokristal dan granitis.
o   Batuan lelehan/luar.
Batuan ini membekunya di luar kulit bumi,sehingga turunnya temperatur cepat sekali. Zat-zat dari magma, dapat : membentuk kristal kecil dan sebagian ada yang sama sekali tidak dapat menjadi kristal.Strukturnya hamorfatau tidak terbentuk. Contohnya andesit dan basal.
o   Batuan korok (ferpiri)
Terbentuknya di dalam korok/gang, karena tempatnya dekat dengan permukaan,pendinginannya lebih cepat, itulah sebabnya batuan ini terdiri dari kristal besar, kristal kecil, yaitu amorf.contohnya : granik porfil dan diorite porfirit.
b.    Batuan endapan atau batuan sedimen
Bila batuan beku lapuk, bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkut oleh air, angin, atau es dan diendapkan di tempat lain. Batuan yang mengendap ini disebut batuan sediment. Batuan ini mula-mula lunak, tapi lama-lama menjadi keras karena proses pembatuan.


Dilihat dari perantaraanya, batuan sedimen terbagi atas :
Ø  Batuan sediment aeris atau aeolis pengangkutnya adalah angin, contohnya :tanah los, tanah turf dan tanah pasir di gurun.
Ø  Batuan sediment olasial pengangkutnya adalah es contohnya :moraine (menreina).
Ø  Batuan sediment elastis pengangkutnya adalah air, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir.
Dilihat dari tempat pengendapannya batuan sediment terbagi atas :
Ø  Batuan sediment lakuster, diendapkan di dalam. Contohnya : Turf dabau, tanah liat danau.
Ø  Batuan sediment continental, diendapkan di daratan contohnya tanah los, tanah gurun pasir.
Ø  Batuan sedimen mariner, diendapkan di laut. Contohnya ; Lumpur biru pantai, endapan radioraria.
c.    Batuan Metamorf
Batuan ini merupakan  batuan yang telah mengalami perubahan yang dahsyat. Alasannya dari batuan beku atau batuan sedimen.
      Batuan metamorf terbagi atas :
Ø  Batuan metamorf kontak
Batuan terbagi akibat suhu yang sangat tinggi biasanya terletak dekat dengan dapur magma. Contohnya marmer batu bara di bukit asam.
Ø   Batuan metamorf dyhamo
Batuan ini terjadi karena tekanan yang tinggi dan dalam waktu yanmg lama, disebut juga metamorf kinesis. Contohnya batu sabak, antrasit dari batu bara mudah, schist dan shale.
Ø   Batuan metamorf pneuma tolitis kontak.
Batuan ini terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan mendapat tambahan gas lain pada waktu terbentuknya batu tersebut. Contohnya batu permata dan topas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar